Suara.com - Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat menilai lonjakan pemirsa televisi hingga lebih dari 50 persen menunjukkan media televisi menjadi garda terdepan dalam penyampaian informasi tentang COVID-19 kepada masyarakat.
Ketua KPI Pusat Agung Suprio mengatakan di tengah kondisi darurat COVID-19, televisi menjadi sumber informasi terdepan, berkualitas dan terpercaya.
"Televisi menjadi garda terdepan dalam perjuangan menyampaikan informasi kepada masyarakat di tengah kondisi darurat Corona ini. Itu karena televisi tidak menayangkan hoaks, selalu check recheck apalagi diawasi KPI," kata Agung dalam keterangannya, Kamis (26/3/2020).
Senada dengan Agung, Komisioner KPI Pusat Yuliandre Darwis mengatakan kondisi ini menunjukkan publik percaya terhadap media mainstream.
Baca Juga: Kerja dari Rumah, Isaac Newton Temukan Teori Gravitasi, Anda Temukan Apa?
"Sepakat (lebih dari 50 persen), bahwa kondisi ini menjadikan publik percaya media mainstream," tutur Yuliandre.
Yuliandre yang saat ini juga merupakan Ketua Dewan Pakar Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) 2017-2021 mengatakan, banyaknya hoaks dari media sosial menjadikan publik lebih memilih media televisi yang merupakan media arus utama sebagai tontonan utama yang terpercaya.
"Fungsi media televisi to inform, to educate dan to entertain saat ini berjalan dan sangat dipercaya masyarakat. Jadi, bukan percaya informasi media baru (media sosial) yang banyak hoaks," tuturnya.
Yuliandre yang juga Presiden Komisi Penyiaran Dunia 2017-2018 (IBRAF) ini memaparkan pemirsa televisi diperkirakan naik lebih dari 50 persen, karena anak-anak, remaja, masyarakat banyak yang tinggal di rumah, termasuk pekerja yang kerja dari rumah (work from home/WFH).
Senada dengan Yuliandre, Ketua Umum Asosiasi Televisi Swasta Indonesia (ATVSI) Syafril Nasution mengatakan televisi sebagai media memiliki fungsi sebagai sarana informasi, hiburan, dan edukasi.
Baca Juga: Serukan Kerja dari Rumah, Menhan Prabowo: Kami Tidak Mau Otoriter
"Guna memperoleh informasi, edukasi dan menghilangkan kejenuhan, maka televisi sebagai sarana hiburan dan informasi banyak ditonton masyarakat," tutur Syafril.
Hal tersebut sejalan dengan kebijakan social distancing yang mendorong masyarakat untuk banyak berdiam diri di rumah dan menghindari keramaian serta kebijakan kerja dari rumah (work from home/ WFH).
Syafril mengatakan ATVSI terus mengimbau Lembaga Penyiaran Swasta untuk memberikan informasi terbaik kepada masyarakat mengenai apa yang harus dilakukan masyarakat dan apa yang harus dihindari dalam menghadapi virus Corona ini.