Butuh Rp 100 Triliun untuk Atasi Dampak COVID-19

Iwan Supriyatna Suara.Com
Kamis, 26 Maret 2020 | 13:24 WIB
Butuh Rp 100 Triliun untuk Atasi Dampak COVID-19
Profesor Doktor Rhenald Kasali. [Suara.com/Erick Tanjung]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wabah Corona mulai mengguncang pada Januari 2020 lalu. Episentrumnya ada di Wuhan, China. Namun, globalisasi dan konektivitas transportasi membuat wabah itu seperti gempa yang memicu tsunami. Gelombangnya menyebar cepat ke berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.

Founder Rumah Perubahan yang kini mengembangkan platform Mahir Academy Prof Rhenald Kasali mengatakan, selain aspek kesehatan yang menjadi prioritas, semua pihak juga harus memitigasi dampak ekonomi akibat wabah Covid-19.

"Kalkulasi saya, setidaknya butuh Rp 100 triliun untuk mengatasi dampak Corona ini," ujarnya saat memberikan update terkait materi webinar Mahir Academy by Rumah Perubahan berjudul The Outbreak: Challenges & Opportunities, Kamis (26/3/2020).

Webinar yang diinisiasi oleh platform Mahir Academy yang di-develop Rumah Perubahan diselenggarakan Selasa malam (23/3) secara gratis dan bisa diakses melalui Zoom, Youtube, dan beberapa aplikasi web conference lainnya. Isu aktual seputar dampak Covid-19 terhadap ekonomi dan bisnis membuat peminat webinar mencapai ribuan orang.

Baca Juga: Pulang Takziah Jasad PDP Corona, Satu Polisi di Kolaka Kini Batuk dan Demam

Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) itu menyebut, dana minimal Rp 100 triliun itu dibutuhkan untuk penanganan aspek kesehatan maupun aspek ekonomi untuk meringankan dampak wabah Corona, khususnya terhadap masyarakat masyarakat berpenghasilan rendah, pekerja informal, dan sektor UMKM.

"Kita tahu, dana APBN terbatas, karena itu butuh dukungan luas semua pihak termasuk masyarakat melalui kerelawanan sosial," katanya.

Menurut Rhenald, bisnis apapun dalam situasi ini pasti mengalami gangguan dan menghadapi masa sulit. Meski demikian, tidak dapat dibenarkan jika ada pelaku usaha yang mengambil keuntungan dari kesulitan orang lain, misalnya dengan menjual produk atau jasa kesehatan di atas harga wajar.

"Saat ini, sikap terbaik adalah mengedepankan kemanusiaan dan nyawa manusia," ucapnya.

Rhenald mengatakan, pandemi Corona mengirim sinyal keras kepada bangsa-bangsa di dunia untuk mereformasi sejumlah sistem. Yang pertama adalah sistem kesehatan dalam menangani wabah dan sistem arus informasi untuk mengkomunikasikan langkah penanganan wabah kepada masyarakat luas.

Baca Juga: Sedih, Ini Surat dari Persija untuk Jakmania di Tengah Pandemi Corona

Berikutnya, sistem keuangan negara yang memungkinkan diambil terobosan-terobosan cepat, sistem penanganan lingkungan untuk membatasi penyebaran virus atau bakteri dari fauna dan flora kepada manusia, serta sistem lalu lintas data dan investasi-investasi baru dalam bidang penanganan wabah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI