3 Jurus Pemerintah Jaga Daya Beli Masyarakat Saat Pandemi Corona

Kamis, 26 Maret 2020 | 11:34 WIB
3 Jurus Pemerintah Jaga Daya Beli Masyarakat Saat Pandemi Corona
Sekretaris Menko Perekonomian Susiwijono. (Suara.com/Achmad Fauzi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah terus berupaya untuk terus mereduksi dampak negatif merebaknya virus corona atau Covid-19 terhadap roda perekonomian nasional. Salah satu yang dijaga adalah soal daya beli masyarakat agar tetap terjaga, terutama daya beli masyarakat agar kelangsungan usaha tetap ada.

"Bagaimana kita menjaga kelangsungan usaha dan mengurangi PHK untuk meningkatkan daya beli kita," kata Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono dalam konferensi pers video teleconference di Jakarta, Kamis (26/3/2020).

Menurut Susiwijono setidaknya ada 3 cara agar daya beli masyarakat ini tetap baik. Yang pertama adalah pemberian stimulus kepada rumah tangga termiskin yang jumlahnya kira-kira sekitar 29,3 juta orang.

"Ini akan kita alokasikan dalam bentuk dalam beberapa hari ini kita sudah diskusi dengan Menteri Sosial dari 29,3 juta 40 persen rumah tangga termiskin tadi yang sudah ada datanya yang ada di Kemensos adalah yang terkait dengan penerima BNPT pangan non tunai atau kita terima sebagai program sembako itu ada 15,2 juta rumah tangga," katanya.

Baca Juga: Penangguhan Pajak Penghasilan Jadi Jurus Terakhir Pertahankan Daya Beli

Kemudian kedua adalah pemberian stimulus dalam bentuk Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada kelompok komunitas terdampak seperti komunitas pedagang pasar dan para pekerja ojek online terutama bagi mereka yang daerahnya berdampak paling besar dari Covid-19, seperti DKI Jakarta dan sekitarnya.

"Karena itu kami menyiapkan bentuk bantuan sosial untuk meningkatkan daya beli kelompok yaitu yang pertama pasti para pekerja sektor informal sektor informal berarti adalah pedagang pasar dan sebagainya datangnya dari mana Kami mencoba koordinasi dengan pemerintah daerah terutama Pemda DKI, berapa jumlahnya," ujar Susiwijono.

"Kami minta data dari go-jek sudah minta data dari grab dan juga sebenarnya beberapa yang terkait dengan transportasi online yang lainnya demikian juga para pekerja harian yang ada di mall pusat-pusat perbelanjaan Kami sedang bekerja sama dengan beberapa asosiasi pengusaha pusat belanja Indonesia kita akan lihat data para pekerja informal harian untuk mendapatkan bantuan langsung tunai dalam rangka meningkatkan daya beli itu," imbuh dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI