Anak Muda Asal Indonesia Ini Masuk Tokoh Forbes Under 30

Iwan Supriyatna Suara.Com
Senin, 23 Maret 2020 | 16:40 WIB
Anak Muda Asal Indonesia Ini Masuk Tokoh Forbes Under 30
CEO & Co-Founder Xendit, Moses Lo.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Dia menemukan informasi mengenai sistem cadangan fraksional (fractional reserve banking), di mana bank-bank komersial dapat secara efektif meningkatkan pasokan uang di luar uang pokok yang dibuat oleh bank sentral.

Menurutnya pada saat itu, sistem tersebut sangatlah menarik untuk mencetak lebih banyak uang. Kira-kira pada waktu yang sama, keluarganya mendapatkan komputer pertama mereka dan hal pertama yang dia lakukan adalah membongkar komputer.

“Dua minat ini terus tumbuh dalam diri saya. Maka dari itu, saya memilih untuk belajar sistem informasi dan juga keuangan saat di bangku kuliah. Saya selalu ingin berada di antara dua hal yang saya minati, yaitu teknologi dan keuangan,” ucapnya.

Moses tumbuh dari keluarga yang sangat menghargai etika kerja. Ia percaya bahwa dalam mengerjakan sesuatu, “Everything is a game, play it different”. Ia mengingat pernah menerapkannya dalam salah satu kompetisi public speaking saat kecil.

Baca Juga: Kembali Puncaki Forbes, Taylor Swift Jadi Selebriti Terkaya 2019

“Saat saya ikut serta dalam kompetisi public speaking, saya dan ibu saya akan membedah aturan kompetisi. Kami mencoba memainkan permainan secara berbeda dibandingkan dengan bagaimana kebanyakan orang memainkannya. Melalui cara ini, saya dapat meraih kemenangan di kompetisi public speaking tersebut walaupun saya tidak memiliki bakat public speaking yang alami. Startup juga adalah tentang berkompetisi, namun dengan cara yang berbeda," kata Moses.

Moses sangat mengagumi Indonesia, negara yang menurutnya mulai dari pemerintahannya sampai perusahaan-perusahaan yang kecil mencerminkan budaya startup. Setiap entitas selalu berusaha mencari solusi yang tepat untuk mencapai kesuksesan.

“Indonesia adalah negara yang cantik. Hal-hal yang saya lihat di ibukota ini sangat mencerminkan budaya startup, di mana orang-orangnya terus bereksperimen untuk menemukan jalan keluar terbaik untuk para pengguna dan pelanggannya," tuturnya.

Kesulitan Awal: Produk dan SDM

Moses Lo menyebut ada sejumlah hambatan saat membangun bisnis startup. Persoalan pertama adalah soal “product market-fit” Dalam hal ini, seringkali startup tidak punya gambaran yang jelas apa yang diinginkan oleh pelanggan dan apakah produk yang ditawarkan ini dibutuhkan pelanggan.

Baca Juga: Tiga Pemain Sepak Bola Ini Jadi Atlet Terkaya Versi Majalah Forbes

“Sebagian besar startup tidak melakukan ini mereka membangun aplikasi yang mereka inginkan, lalu berharap mereka dapat menjualnya ke publik. Maka dari itu, lebih baik mencari tahu dulu baru membuat sesuatu,” saran Moses.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI