Dolar AS Melambung Tinggi, Emas Tersungkur Lagi

Jum'at, 20 Maret 2020 | 08:35 WIB
Dolar AS Melambung Tinggi, Emas Tersungkur Lagi
Petugas merapikan tumpukan uang dolar di Ayumas Money Changer, Jakarta Pusat, Kamis (19/3). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Harga emas tergelincir lebih dari 1 persen pada perdagangan Kamis (19/3/2020) karena dolar melonjak ke level tertingginya ditengah-tengah pandemi virus corona atau Covid-19.

Pandemi virus corona mendorong investor untuk menjual aset untuk menyimpan dana mereka dalam bentuk tunai.

Mengutip Reuters Jumat (20/3/2020) harga emas di pasar spot merosot 1,2 persen menjadi 1.468,42 dolar AS per ounce.

Sementara emas berjangka Amerika Serikat ditutup naik 0,1 persen menjadi 1.479,30 dolar AS per ounce.

Baca Juga: Perangi COVID-19, Pengusaha KADIN dan Tzu Chi Galang Rp 500 Miliar

"Jelas status safe-haven emas belum terangkat," kata David Meger, Direktur Perdagangan High Ridge Futures.

"Pelaku pasar bergerak menuju uang tunai. Juga, kita telah melihat pergerakan yang sangat kuat dalam dolar selama beberapa sesi terakhir. Seperti yang kita lihat, banyak bank sentral di seluruh dunia menempuh berbagai cara untuk mengatasi dampak virus corona, kita memang melihat dolar adalah sebagai peralihan menuju keselamatan," tambahnya.

Dolar mencatat level tertingginya seiring kuatnya permintaan meskipun baru-baru ini terjadi operasi injeksi likuiditas yang dilakukan bank sentral di seluruh dunia.

Investor melepas aset berisiko karena putaran tindakan darurat lainnya dari pembuat kebijakan gagal meyakinkan pasar saham yang dilanda kepanikan.

"Dengan semua stimulus tambahan dari pemerintah dan bank sentral di luar sana, semakin menambah goncangan di pasar logam mulia," kata analis OANDA, Craig Erlam.

Baca Juga: Bikin Terharu, Kisah Suami Mendampingi Istri yang Terjangkit Virus Corona

Penyebaran virus corona yang tanpa henti, menginfeksi hampir 230.000 orang di seluruh dunia, memicu kepanikan dan mendorong aksi jual besar-besaran dalam aset, termasuk emas.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI