Suara.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah akhir-akhir ini bergerak dalam tren yang negatif, IHSG dan rupiah sama babak belur dihajar sentimen negatif virus corona.
Hingga satu bulan terakhir ini saja IHSG sudah ambles 31 persen, sementara saat ini nilai tukar rupiah sudah tembus Rp 16.000 per dolar AS.
Ekonom UI, Telisa Felianty mengatakan amblesnya dua indikator kondisi ekonomi tersebut merupakan hasil sentimen negatif penanggulangan penanganan virus corona yang dilakukan pemerintah, dengan kata lain investor ragu apa yang dilakukan Jokowi Cs.
"Ini kan otomatis dari kesehatan sangat mempengaruhi ekonomi. kepercayaan terhadap kemampuan pemerintah dalam menangani Covid-19 ini ternyata sangat diperhatikan oleh investor," kata Telisa kepada Wartawan di Jakarta, Kamis (18/3/2020).
Baca Juga: Rapat soal Corona, Jokowi: Ekspor Masker dan Alat Kesehatan Disetop Dulu
"Jadi selalu kan mereka membandingkan. Kalau dulu yang bandingkan kan selalu suku bunga sekarang lebih ke kemampuan penanganan Covid-19," katanya.
Penanganan yang kurang baik ini terlihat dari mortality rate jumlah pasien postif yang meninggal naik cukup drastis dari 5 menjadi 19 jiwa.
"Kemarin kan yang agak mengagetkan kita kok dari 5 ke 19. dan dari persentase kita sudah lebih tinggi di Asean. Itu sih yang berpengaruh banget," katanya.
Dirinya menuturkan investor menilai pemerintah tidak mampu menangani masalah sehingga kondisi ini sedikit mengkhawatirkan apalagi jika benar pemerintah akan melakukan isolasi atau karantina tertutup/lockdown.
"Karena kita juga dinilai terlambat menangani itu, saham juga drop. Itu sih, karena ekspektasi investor, portofolio, mungkin dari capital outflow keluarnya lebih banyak karena ketidakpercayaan pemerintah menangani itu. Makanya rupiah sampai drop ke Rp 16 ribu itu," katanya.
Baca Juga: Nilai Tukar Rupiah Tembus Rp 16.000 per Dolar AS Dihantam Corona