Jakarta Lockdown, Inflasi Bisa Tak Terkendali

Kamis, 19 Maret 2020 | 12:49 WIB
Jakarta Lockdown, Inflasi Bisa Tak Terkendali
Ilustrasi Lockdown. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Ariyo D P Irhamna mengatakan, jika Jakarta harus dilakukan karantina atau lockdown untuk menangani penyebaran virus corona atau Covid-19 siap-siap laju inflasi bisa meroket naik dengan tajam.

"Yang akan pengaruh ke inflasi, sebab pasokan barang-barang impor akan terganggu sedangkan demand meningkat, selain itu akan mendekati bulan ramadhan," kata Ariyo kepada wartawan di Jakarta, Kamis (18/3/2020).

Sehingga kata dia, dampak ekonomi keseluruhan bagi Indonesia tidak bisa dihindarkan, apalagi Jakarta merupakan kota bisnis terbesar di Indonesia sehingga akan sangat mempengaruhi indikator pertumbuhan ekonomi.

"Saya rasa dampak ke ekonomi tidak bisa dihindarkan, sehingga kebijakan yang perlu didorong adalah untuk mengurangi penyebaran Covid-19 dan meningkatkan kapasitas pelayanan kesehatan," katanya.

Baca Juga: Angka Kematian Covid-19 Tertinggi di Dunia, Tagar Indonesia Lockdown Viral

Virus corona memang membuat susah semua orang di dunia tak hanya soal kesehatan saja yang terganggu, sektor bisnis pun terganggu dengan virus satu ini.

Pemerintah pun saat ini tengah mempersiapkan opsi-opsi terbaik untuk melawan penyebaran virus corona di tanah air, bahkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku telah menyiapkan anggaran jika sewaktu-waktu ada daerah yang harus di lockdown atau isolasi karena wabah virus corona atau Covid-19.

Hal tersebut dikatakan Sri Mulyani saat Konfrensi APBN Kita melalui video teleconference di Jakarta, Rabu (18/3/2020) kemarin.

“Mengenai kesiapan, pasti akan disiapkan (anggaran lockdown). BNPB kalau memutuskan suatu daerah dilakukan isolasi pasti sudah memikirkan gimana supporting growth. Bahkan, sampai memikirkan tempat yang pemukimannya cukup padat dan social distancing-nya agak sulit dilakukan,” kata Sri Mulyani.

Lebih lanjut mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menambahkan bahwa pemerintah akan membantu menjaga pertumbuhan ekonomi yang akan terdampak jika terjadi lockdown.

Baca Juga: Masjid Raya Bandung Lockdown, Tak Gelar Salat Jumat dan Jamaah

Menurutnya instrumen fiskal pemerintah perlu dikonsentrasikan untuk menjamin ketersediaan bahan pokok serta menjamin aktivitas logistik berjalan lancar.

Karena itu, sampai sekarang pemerintah pusat masih mengkaji skenario yang sudah diterapkan di beberapa negara tersebut.

“Masalahnya bukan uang, tapi ada orangnya ga yang mau melakukan pengiriman logistik. Kalau ada tempat yang terisolasi, bagaimana kita bisa menyampaikan kebutuhan pokok mereka,” ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI