Harga Emas Kembali Bangkit Usai Jatuh 5 Sesi Beruntun

Rabu, 18 Maret 2020 | 07:42 WIB
Harga Emas Kembali Bangkit Usai Jatuh 5 Sesi Beruntun
Ilustrasi harga emas dunia. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Harga emas menguat pada Selasa (17/3/2020) karena penurunan lima sesi di pasar bullion mendorong kehadiran bargain hunter (pencari barang murah), dengan pengumuman Federal Reserve untuk meningkatkan pinjaman sedikit menenangkan kekhawatiran pasar atas krisis likuiditas.

Logam mulia terperangkap dalam aksi jual pasar yang lebih luas karena virus korona terus menyebar cepat, dengan beberapa investor menjual emas untuk uang tunai dan menutupi margin call di pasar yang lain.

Mengutip Reuters, Rabu (18/3/2020) harga emas di pasar spot naik 0,7 persen menjadi 1.524,81 dolar AS per ounce. Sedangkan harga emas berjangka Amerika Serikat ditutup melonjak 2,6 persen menjadi 1.525,80 dolar AS per ounce.

"Fakta bahwa The Fed melangkah masuk, mereka mengeluarkan lebih banyak likuiditas di pasar, membantu emas untuk diperdagangkan lebih tinggi. Emas mulai bergerak seperti seharusnya," kata Bob Haberkorn, analis RJO Futures.

Baca Juga: Harga Emas Dunia Turun untuk Menutupi Margin Pasar Saham

Emas safe-haven menghapus kerugian sebelumnya dan melonjak lebih dari 2 persen setelah The Fed mengatakan akan meluncurkan kembali kebijakan era krisis keuangan, yakni pembelian utang korporasi jangka pendek untuk mencairkan pasar kredit yang tegang akibat pandemi virus korona.

"Emas punya banyak faktor fundamental di belakangnya untuk membantu mendorongnya lebih tinggi. Plus, kita memang memiliki aspek teknikal mengingat penarikan yang kita miliki selama dua hari terakhir," kata Michael Matousek, Kepala Trader U.S. Global Investors.

"Ini adalah peluang besar bagi orang untuk masuk ke pasar emas." Tambahnya.

Emas merosot hampir 10 persen dari level tertinggi selama tujuh tahun yang dicapai pekan lalu. Emas jatuh sebanyaknya 5,1 persen ke posisi terendah sejak November 2019 dan menembus di bawah pergerakan rata-rata 200 hari (MA-200), Senin.

"Emas juga tertekan oleh kejatuhan harga minyak, karena membuat pembelian Bank Sentral Rusia terhenti dan mungkin bisa memicu beberapa penjualan," kata analis Goldman Sachs.

Baca Juga: Sempat Naik Tinggi, Harga Emas Kini Mulai Merosot

"Dalam waktu dekat, harga emas kemungkinan akan tetap fluktuatif karena mencoba untuk menemukan keseimbangan baru." Tambahnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI