Suara.com - Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perusahaan Inti Rakyat (ASPEKPIR) bakal menggelorakan lagi pola kemitraan petani yaitu Pola Perusahaan Inti Rakyat (PIR). Pasalnya, pola itu saat ini tak banyak dipakai oleh petani dan perusahaan lainnya.
"Lebih banyak upaya kemitraan yang polanya beda dengan pola PIR. Beberapa petani PIR juga karena satu dan lain hal ada yang berpisah dari intinya terutama pada waktu replanting. Kalau sudah seperti ini maka pola inti plasma nanti akan ditinggalkan" ujar Ketua Umum ASPEKPIR Indonesia Setiyono dalam keterangannya, Selasa (17/3/2020).
Menurut Setiyono, pola PIR dengan komoditas sawit terbukti berhasil dan merupakan pengembangan yang strategis.
Beberapa bukti itu ialah mampu membuka isolasi wilayah. Ekonomi daerah menjadi terbangun sehingga kemiskinan berkurang dan lapangan kerja terbuka. Daerah pelosok dibangun.
Baca Juga: Ekspor Kelapa Sawit ke China Hanya 84 Ribu Ton Imbas Virus Corona
"Secara umum ekonomi di daerah PIR yang dulu tidak ada apa-apanya sekarang terbangun dari semua aspek," jelas dia.
Setiono menuturkan, kemitraan diibaratkan gigi dalam mesin saling terkait dimana terjadi saling ketergantungan, menguntungkan dan membutuhkan. Kalau salah satu macet maka semua mesin akan mati.
Menurut Setiono, kemitraan juga ibarat telur dimana perusahaan inti sebagai kuning telur, petani lewat KUDnya menjadi telur putih dan pemerintah dengan berbagai aturan yang dikeluarkan menjadi kulit pengikatnya.
"Keuntungan pola kemitraan adalah bagi perusahaan ada kepastian pasokan, sedangkan bagi pekebun ada kepastian penjualan TBS. Harga juga sudah ditentukan lewat penetapan harga sesuai Permentan," ucap Setiono.
Setiono menambahkan, kelembagaan pekebun akan lebih berkembang baik dibuktikan dengan kinerja koperasi PIR yang rata-rata bagus. Usaha perkebunan juga berkembang dengan baik karena semua pihak sama-sama diuntungkan.
Baca Juga: Produksi Sawit di 2020 Diprediksi Turun Imbas Kemarau Panjang Tahun Lalu
"Karena sejak awal dibina oleh inti maka petani plasma sudah mempraktekan sustainability dan paling siap untuk sertifikasi ISPO, RSPO dan ISCC," pungkasnya.