Suara.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membeberkan alasan pergerakan Indeks harga Saham Gabungan (IHSG) yang terus merosot. Setidaknya, terdapat tiga sentimen yang membuat IHSG terperangkap di zona merah.
Deputi Komisioner Pengawasan Pasar Modal II OJK Fahri Hilmi mengatakan, sentimen pertama adanya pandemik virus corona yang membuat semua investor khawatir dan menarik dananya keluar.
"Itu luar biasa, pandemik corona. Semua aspek ekonomi. Belom ada yang bisa mengakatan apakah issue corona akan selesai dalam 2 bulan, dalam 3 bulan, dulu ada yang bilang dalam musim panas hilang, cuma kayanya engga ada yang yakin," ujar Fahri kepada wartawan, Kamis (12/3/2020).
Fahri melanjutkan, sentimen kedua adanya perang produksi minyak yang membuat harga minyak jatuh ke level terendah sebesar 30 dolar AS per barel.
Baca Juga: IHSG Anjlok, OJK Bolehkan Emiten Lakukan Buyback Saham Tanpa RUPS
"Tidak hanya harga minyak tapi OPEC yang dipimpin Arab saudi dan Rusia juga kurang terbuka. OPEC mau mengajak rusia, untuk menekan sedikit produksinya supply supaya harga bisa naik. Tapi Rusia engga terima. Mereka tetap liftingnya setengahnya aja," jelas dia.
Sentimen ketiga, menurut Fahri, bursa saham Indonesia terdampak pada penurunan suku bunga acuan Bank Sentral AS atau The Fed hingga 50 basis poin.
"Penurunan suku bunga penangkal krisis, turun 50 basis poin dan tak berhasil sampai sekarang masih tertekan, Dow Jones masih merah," pungkas dia.
Untuk diketahui, Perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dihentikan lebih cepat. Biasanya, perdagangan IHSG ditutup pada pukul 16.00 WIB, namun pada pukul 15.33 WIB perdagangan IHSG dihentikan.
Penutupan lebih cepat ini karena, IHSG terjun bebas sebesar 5 persen. Hal ini sesuai dengan aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di mana apabila IHSG merosot sebesar 5 persen, maka perdagangan saham disetop selama 30 menit.
Baca Juga: Bos OJK Minta Perbankan Selektif dalam Penyaluran Kredit
Berdasarkan data RTI, perdagangan IHSG hari ini anjlok 5,01 persen atau 258,35 di level 4.895. Dalam perdagangan hari ini, sebanyak 5,32 miliar lembar saham diperdagangkan dengan frekuensi 421.049 kali, dan nilai transaksi sebesar Rp 5,9 triliun.