Suara.com - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang mulai menanggapi keluhan para pengusaha, terutama di sektor industri yang mulai teriak bahan baku mereka untuk produksi mulai menipis, karena bahan baku sebagian besar dari China terhenti imbas virus corona (Covid-19).
"Bagi industri kan yang penting bahan bakunya ada. Bahan baku bukan selain ada tapi juga bisa didapat secara murah artinya harga terjangkau, baik sesuai dengan kondisi-kondisi normal," kata Agus saat ditemui di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta ditulis Kamis (12/3/2020).
Politisi Partai Golkar ini menyebut, saat ini sektor industri yang paling merasakan dampak dari penyebaran virus corona yang berpusat di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China. Padahal Hubei sendiri merupakan kota manufaktur yang memproduksi sejumlah bahan baku untuk industri.
"Justru yang kita bahas ini bagaimana heavynya tekanannya bisa bantu industri agar industri punya daya tahan dalam hadapi perkembangan yang engga menguntungkan bagi ekonomi dunia," katanya.
Baca Juga: Isolasi Virus Corona di Italia Bakal Hantam Industri Otomotif Global
Sektor Industri Dapat Relaksasi Pajak 6 Bulan
Pemerintah akan memberikan relaksasi untuk tiga jenis pajak sekaligus demi menjaga ekonomi domestik di tengah serangan virus corona. Tiga jenis pajak tersebut adalah Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21, PPh Pasal 22, dan PPh Pasal 25.
Usai rapat koordinasi pemberian stimulus paket 2 di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan finalisasi pemberian relaksasi tersebut diberikan khusus kepada sektor industri.
Sri Mulyani menuturkan, sektor ini yang paling berdampak dari merebaknya virus corona.
"Itu semuanya bertujuan untuk seluruh industri mendapatkan space untuk mereka dalam situasi yang sangat ketat seperti sekarang ini sehingga beban mereka betul-betul diminimalkan dari pemerintah," kata Sri Mulyani di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (11/2/2020).
Baca Juga: Ditutup karena Corona, Industri dan Transportasi di Wuhan Siap Beroperasi
Meski begitu kata mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini, finalisasi pemberian insentif akan lebih lanjut dibahas bersama Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas, dia menargetkan draft finalisasi tersebut bisa selesai pada minggu ini.
"Tadi sudah di bahas sama Pak Menko nanti Pak Menko yang menyampaikan ya terkait timeline nanti diusahakan untuk ratas dengan Bapak Presiden kalau bisa minggu ini sehingga bisa segera diumumkan," kata Sri Mulyani.
Terkait berapa lama relaksasi tersebut diterapkan, Sri Mulyani menyebut akan diberikan selama 6 bulan semenjak paket stimulus tersebut diumumkan oleh pemerintah.
Tak hanya itu pemerintah juga akan memberikan paket non fiskal seperti kemudahan dalam melakukan kegiatan ekspor impor, seperti peraturan lartas yang akan dibuat mudah.
"Nanti juga mengenai masalah ekspor dan impor, peraturan-peraturan lartasnya akan dikurangi sehingga untuk impor bahan baku menjadi lebih simpel dan mudah," ucapnya.