Dihantam Corona Hingga Perang Dagang, Gubernur BI: Kalau Putus Asa Hancur

Kamis, 12 Maret 2020 | 11:09 WIB
Dihantam Corona Hingga Perang Dagang, Gubernur BI: Kalau Putus Asa Hancur
Gubernur BI Perry Warjiyo. (Suara.com/Achmad Fauzi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, kondisi perekonomian saat ini penuh sekali dengan ketidakpastian, mulai dari perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China, Virus Corona hingga terbaru perang dagang obral harga minyak antara Arab Saudi dan Rusia.

"Hidup penuh tantangan tapi apa yang harus kita lakukan memastikan badan kita sehat selalu searching for new creativity, inovation," kata Perry di Hotel Pullman, Jakarta, ditulis Kamis (12/3/2020).

Perry menuturkan, jiwa keoptimisan perlu dibangun dimasa-masa sulit saat ini oleh para pelaku usaha, dia mengungkapkan bahwa kunci untuk tetap bisa tumbuh ditengah kondisi yang penuh dengan ketidakpastian adalah jiwa keoptimisan yang besar.

"Apalagi di masa-masa penuh tantangan semakin dapat tantangan kalau kita ngelopro atau putus asa wait and see mundur-mundur hancur. Gak terlalu bersemangat, itu yang saya pelajari. Memastikan kita sehat. Untuk ekonominya ketahanan kita sehat kedua be inovatif, creative dan confident," katanya memberi semangat.

Baca Juga: Imbas Virus Corona, Bank Indonesia Prediksi Ekonomi RI 2020 Bakal Tertekan

Meskipun demikian, dia mengakui bahwa virus corona atau Covid-19 memberikan dampak perlambatan atau kelesuan terhadap perekonomian. Dampak perlambatan tersebut terjadi sejak Februari 2020 hingga saat ini.

Maka dari itu, BI mulai mengantisipasi dengan menggulirkan lima kebijakan untuk memperkuat kondisi moneter dalam menstabilkan nilai tukar rupiah. Sekaligus mendorong perbankan membiayai kegiatan pelaku usaha ekspor impor.

Bank Indonesia mengoreksi sejumlah proyeksi ekonomi Indonesia pada 2020 karena pengaruh virus corona baru, Covid-19.

BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2020 akan lebih rendah, yaitu menjadi 5,0 persen-5,4 persen, dari prakiraan semula 5,1 persen-5,5 persen.

Baca Juga: Bank Indonesia Bakal Umumkan Suku Bunga Acuan, Ini Kata Menko Airlangga

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI