Harga Emas Turun Tipis, Tinggalkan Level 1.700 Dolar AS

Selasa, 10 Maret 2020 | 08:05 WIB
Harga Emas Turun Tipis, Tinggalkan Level 1.700 Dolar AS
Ilustrasi harga emas dunia. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Harga emas berbalik dari level 1.700 dolar yang sempat disentuh pada awal sesi, Senin kemarin (9/3/2020) karena investor menjual logam kuning untuk meng-cover margin call di tengah anjloknya pasar ekuitas dan energi, membayangi permintaan safe-haven.

Mengutip Reuters, Selasa (10/3/2020) ligam autocatalyst palladium merosot sebanyaknya 8 persen pada awal perdagangan di tengah sentimen risk-off yang lebih luas.

Harga emas di pasar spot turun 0,1 persen menjadi 1.672,32 per ounce. Sementara emas berjangka Amerika Serikat ditutup naik 0,2 persen menjadi 1.675,70 dolar AS per ounce.

Emas melesat sebanyak 1,7 persen dalam sesi yang volatile, setelah menyentuh level tertinggi sejak Desember 2012, yakni 1.702,56 dolar AS per ounce, di awal sesi. Namun, reli harga memicu aksi ambil untung, kata analis.

Baca Juga: Harga Emas Antam Makin Meroket, Tembus Rp 851.000 Per Gram

"Ini agak mengejutkan dengan emas tidak mencatat kinerja lebih baik - kita menembus 1.700 dolar AS pada awal perdagangan tetapi turun dan tampaknya menjadi aksi jual di semua aset," kata analis Mitsubishi, Jonathan Butler.

"(Penurunan) itu mungkin sebagian karena margin call pada komoditas atau kelas aset lain, yang berarti likuidasi dalam emas." tambahnya.

Indeks saham utama Wall Street anjlok sekitar 5 persen karena kejatuhan harga minyak dan penyebaran yang cepat virus korona memperkuat ketakutan akan resesi global.

Harga minyak menukik sepertiga, penurunan harian terbesar sejak Perang Teluk 1991, setelah Arab Saudi dan Rusia mengindikasikan akan meningkatkan produksi ke pasar yang sudah kelebihan pasokan. Emas sering dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi yang dipimpin minyak.

Minggu, Italia menempatkan sebagian besar kawasan utara di bawah penguncian virtual untuk menahan wabah virus tersebut.
Lebih dari 111.600 orang terinfeksi virus korona di seluruh dunia dan lebih dari 3.800 orang meninggal, menurut penghitungan Reuters dari pengumuman pemerintah.

Baca Juga: Isu Virus Corona Terus Dongkrak Harga Emas Dunia

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI