Untuk mempercepat penyerpaan KUR, Kementan akhirnya memilih mengandalkan strategi sendiri. Salah satunya melakukan pendampingan kepada petani dengan berbagai pihak, mulai dari konsultan pembiayaan, klinik agrobisnis dan lainnya.
Untuk mendapatkan KUR pertanian pun syaratnya cukup mudah. Petani hanya diharuskan memiliki lahan garapan produktif, rancangan pembiayaan anggaran, dan sejumlah syarat untuk kepentingan BI Checking.
"Untuk besaran pinjamannya mulai dari Rp 5 juta hingga Rp 50 juta per orang, dan tidak ada agunan. Di atas itu, ada agunan. Bunganya sama, hanya 6 persen, jika penyaluran KUR tersebut bekerja dengan seluruh bank milik BUMN," papar Indah.
Meski begitu, KUR bukanlah bantuan atau subsidi dari pemerintah, sehingga ia menekankan agar nasabah KUR pertanian tetap membayar pinjaman.
Baca Juga: Kementan Memberikan Kredit Usaha Rakyat di Papua Senilai Rp 1 Triliun
Sementara itu, ketua Tim Percepatan Penyaluran KUR, Gus Rohim menyampaikan, percepatan penyaluran KUR akan mempercepat produksi komoditi pertanian, sehingga diyakini tidak sampai 5 tahun, Indonesia akan mampu ekspor komoditas.
“Tidak sampai 2045, kalau KUR dipercepat akan memperkuat ekspor. Kita akan ekspor suatu saat,” ungkap Gus Rohim.
Ia menyampaikan, ketahanan pangan adalah benteng Negara Kesatuan Republik Indonesia. Para petani di Indonesia memberikan jaminan pangan kepada warga negara.
“Petani telah memberi makan kepada 250 juta rakyat Indonesia, maka kita akan buat simulasi bahwa petani kita dapat melakukan produksi dengan baik. Petani dapat bekerja, mandiri, dan maju,” ujarnya.
Baca Juga: Bila Pupuk Kurang atau Berlebih, Kementan Izinkan Daerah Lakukan Realokasi