Sikap perseroan yang memilih melakukan penyesuaian terhadap penurunan suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI7DRR) menjadi 4,75 persen juga disebut sebagai langkah yang sesuai dan akan memberi keuntungan. Acuviarta mengatakan hal tersebut bakal membantu daya serap pembiayaan di tengah kondisi pasar yang masih terbuka lebar.
Faktor lain yang semakin menunjang akselerasi pertumbuhan kinerja ini adalah strategi digitalisasi yang semakin giat dilakukan perseroan. Pelayanan yang semakin baik bakal menghadirkan potensi fee based income (FBI) bagi perseroan. Apalagi tren FBI ini senantiasa terjaga tumbuh positif dengan torehan Rp929 miliar sepanjang 2019.
Walau banyak peluang tersedia, Acuviarta memperingatkan agar perusahaan tetap berhati-hati dan bersikap waspada terhadap berbagai tantangan yang akan datang. Selain situasi pelemahan pertumbuhan ekonomi global yang masih mengintai, kehadiran virus Corona yang mewarnai situasi global di awal tahun 2020 disebut bakal berdampak dan harus diantisipasi.
Kendati demikian, kondisi ini juga membuka peluang untuk mengambil alih pangsa pasar investasi dan barang yang selama ini amat bergantung kepada Tiongkok.Bank BJB, bisa memanfaatkannya dengan cara mensubstitusi peran investor dan memberikan stimulasi kepada para pengusaha lokal agar mampu bersaing di arena jual-beli yang selama ini banyak diisi barang-barang impor dari Tiongkok.
Baca Juga: Bank BJB Sepakati Kerja Sama dengan BKKBN Provinsi Jawa Barat
"Corona dampaknya terhadap investasi asing terutama Tiongkok akan berkurang. Ruang itu bisa menjadi peluang bagi Bank BJB. Dari sisi perdagangan, volume transaksi barang e-commerce yang lebih dari 60 persen berasal dari Tiongkok akan drop. Saatnya para pengusaha lokal mendapatkan sokongan untuk bank bjb mengambil peran itu. Di sisi lain, para pelaku usaha juga harus memperbaiki produktivitas dan kualitas efisiensi," tutur Acuviarta.
Di luar itu, Acuviarta juga menyarankan agar bank bjb terus mematangkan strategi dan melakukan peningkatan kualitas pelayanan maupun efisiensi demi merespons kebutuhan pasar yang semakin bergerak dinamis. langkah-langkah yang telah ditempuh perseroan sejauh ini dinilai sudah tepat dan sesuai dengan kebutuhan ekspansi yang diharapkan.
"bank bjb harus mengombinasikan peluang yang tersedia, baik itu di sektor pembiayaan untuk korporasi, maupun UMKM. Inovasi-inovasi yang sudah diupayakan juga harus menjangkau daerah yang fokus menjadi pasar. Efisiensi harus terus dilakukan. Sinergi dengan pemerintah daerah untuk mendukung berbagai program dan menstimulasi pertumbuhan ekonomi melalui beragam sektor juga harus terus digelorakan," ujarnya.
Gaung inovasi memang semakin bergelora diupayakan bank bjbbelakangan ini. Serentetan pembaruan yang memanjakan, baik dalam rupa produk pun juga program, terus disajikan perseroan. Beberapa yang teranyar, bank bjb telah melakukan perbaikan rumah aplikasi bjbdigi sehingga menjadi lebih ramah dan mudah saat digunakan. bank bjb juga menjadi salah satu perbankan pionir dalam mengadopsi teknologi QR Code Indonesian Standard (QRIS) payment yang saat ini tengah direncanakan untuk diterapkan secara menyeluruh.
Di luar itu, perseroan juga memiliki sejumlah infrastruktur andalan dalam bentuk pusparagam yang merupakan hasil kolaborasi dengan pemerintah daerah dalam bentuk elektronifikasi pajak dan pengelolaan keuangan daerah melingkupi Pembayaran PBB-P2, E-Channel Samsat (E-Samsat), Tabungan Samsat (T Samsat), Samsat Jawa Barat Ngabret/Bergerak Cepat (SAMSAT J'bret), Samsat Banten Hebat (SAMSAT), Internet Banking Corporate (IBC) dan Kartu Kredit Pemerintah (KKP).
Baca Juga: Bandung BJB Tandamata Tampil Gemilang Kalahkan Popsivo Polwan
Beriringan dengan itu, optimalisasi perambahan pasar yang juga senantiasa digenjot di berbagai daerah. Langkah tersebut dijalankan via strategi pembiayaan bagi pengusaha mikro yang kian ekspansif. Berdasarkan catatan perseroan, outstanding kredit mikro konsisten bertumbuh beberapa tahun terakhir.