Suara.com - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir pekan ini tak berdaya, IHSG anjlok cukup dalam ke level 5.575,56.
Mengutip data perdagangan RTI, Jumat (6/3/2020) IHSG melempah cukup dalam 1,11 persen atau 62,5 poin ke level 5.575,56.
Melemahnya IHSG ini juga diikuti indeks LQ45 yang turun 25 poin atau 2,6 persen ke level 894,943.
Mengawali pembukaan perdagangan terdapat 24 saham menguat, 103 saham melemah, dan 95 saham stagnan.
Baca Juga: Gara-gara Virus Corona, Aliran Modal Asing ke Indonesia Anjlok
Analis pasar modal dari MNC Sekuritas Edwin Sebayang mengatakan, kombinasi adanya kekhawatiran baru yakni pasien Covid-19 yang sembuh di China kambuh lagi dan meninggal serta semakin cepatnya penyebaran Covid-19 di AS, Korea dan Iran menjadi pendorong jatuhnya Indeks DJIA sebesar -969.58 poin (-3.58 persen), sehingga berpotensi menjadi faktor negatif bagi IHSG yang diperkirakan akan kembali dilanda aksi jual Jumat ini.
Lebih lanjut, kejatuhan cukup tajam EIDO sebesar -3.57 persen & Oil -2.48 persen semalam serta kejatuhan cukup tajam Bursa Asia Jumat pagi seperti Nikkei -1.84 persen, Kospi -1.66 persen menjadi faktor negatif untuk IHSG melanjutkan kejatuhannya dalam perdagangan hari ini.
"Mengetahui IHSG berpeluang melanjutkan kejatuhannya ditengah secara valuasi masih attractive, kami merekomendasikan sangat selektif jika investor ingin melakukan trading harian maka dapat fokus atas saham dari Sektor Bank, Farmasi, Otomotif, Pakan Ternak Ayam dan Telko dalam perdagangan diakhir pekan ini," kata Edwin dalam analisanya.
Sebelumnya, pada perdagangan 5 Maret, IHSG ditutup melemah sebesar -0.21 persen ke level 5.638. Sentimen penggerak pasar diantaranya melemahnya bursa Wall Street yang kembali berdampak negatif pada bursa Asia termasuk bursa Indonesia.
Baca Juga: Gubernur BI: Aliran Modal Asing ke Indonesia Masih Deras di Awal 2020