Suara.com - Harga emas melambung 2 persen ke level tertinggi lebih dari satu pekan pada Kamis (5/3/2020) karena kekhawatiran atas penyebaran virus corona.
Mengutip Reuters, Jumat (6/3/2020) harga emas di pasar spot melonjak 1,9 persen menjadi 1.666,16 dolar AS per ounce.
Sementara itu, harga emas berjangka Amerika Serikat ditutup 1,5 persen lebih tinggi menjadi 1.668 dolar AS per ounce.
"Jelas, karena pasar ekuitas berada di bawah tekanan dan ada lebih banyak kekhawatiran tentang virus corona, jadi tentu saja kita melihat uang mengalir keluar dari aset berisiko ke tempat yang aman seperti emas," kata David Meger, Direktur Perdagangan Logam High Ridge Futures.
Baca Juga: Bos Tambang Emas di Bogor Ditangkap, Sudah Untung Puluhan Juta
"Selain itu, kita terus melihat emas sebagai lindung nilai (hedging) klasik terhadap membanjirnya likuiditas bank sentral global. Emas terus menjadi investasi alternatif favorit kami di luar sana," tambah David.
Pasar ekuitas melemah setelah California mengumumkan keadaan darurat terkait epidemi tersebut ketika jumlah kematian meningkat di Amerika Serikat.
Kini ada lebih dari 90.000 kasus virus korona COVID-19 secara global, dengan lebih dari 3.000 kematian.
Dana Moneter Internasional mengatakan, penyebaran global itu telah menghancurkan harapan untuk pertumbuhan yang lebih kuat tahun ini, sementara laporan Federal Reserve menunjukkan tanda-tanda epidemi tersebut mulai membebani sentimen bisnis Amerika.
The Fed dan Bank Sentral Kanada meresponsnya dengan memotong suku bunga sebesar 50 basis poin. Pasar di zona euro memperkirakan 90 persen kemungkinan bahwa Bank Sentral Eropa akan memangkas suku bunga simpanannya pekan depan.
Baca Juga: Dor Perampok Toko Emas di Taman Sari, Polisi Sita 4 Senpi dan 3 Kg Emas
"Argumen makro emas relatif simple. Virus tersebut memukul pertumbuhan global dan suku bunga yang rendah secara global akan membuat harga emas melesat lebih tinggi," kata Edward Moya, analis OANDA.