Suara.com - Harga emas naik lebih dari 3 persen pada Selasa (3/3/2020) kemarin, setelah bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) memangkas suku bunga untuk membantu melindungi ekonomi dari kerusakan yang disebabkan oleh wabah virus corona.
Mengutip Reuters, Rabu (4/3/2020) harga emas di pasar spot melejit 2,9 persen menjadi 1.636,25 dolar AS per ounce mencatatkan kenaikan persentase terbesar sejak Juni 2016.
Sementara itu, emas berjangka Amerika Serikat ditutup 3,1 persen lebih tinggi menjadi 1.644,40 dolar AS per ounce.
Harga sebelumnya melonjak sebanyaknya 3,3 persen setelah The Fed memangkas suku bunga dalam langkah darurat untuk melindungi ekonomi terbesar dunia itu dari dampak virus corona.
Baca Juga: Corona Masuk Indonesia, Harga Emas Antam Tembus Rp 815.000 Per Gram
"Jelas The Fed menyampaikan sinyal yang sangat kuat bahwa mereka siap untuk mendukung ekonomi AS melawan ancaman virus yang terus meningkat, dan ini adalah lampu hijau bagi bank sentral lain untuk melakukan hal yang sama," kata Daniel Ghali, analis TD Securities.
The Fed memotong suku bunga setengah poin persentase ke kisaran target 1 persen hingga 1,25 persen.
Dalam konferensi pers setelah keputusan itu, Chairman The Fed, Jerome Powell, mengatakan virus corona akan membebani ekonomi AS untuk beberapa waktu.
"Pemotongan intermeeting itu, yang pertama sejak 2008, juga mengirim pesan bahwa The Fed siap membantu mengatasi tekanan tersebut," kata Tai Wong, Kepala Perdagangan BMO.
"Ini bakal positif bagi ekuitas dan positif untuk emas, setidaknya jangka pendek, dengan suku bunga yang lebih rendah dan potensi tindakan bank sentral lainnya siap diumumkan," tambahnya.
Baca Juga: Emas Tak Mempan Dipukul Virus Corona, Harganya Terus Naik
Suku bunga yang lebih rendah mengurangi opportunity cost memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil dan juga membebani yield US Treasury dan dolar, di mana logam kuning itu dihargakan.