Sementara itu lebih lanjut, Hans menambahkan bahwa para pelaku pasar saat ini berspekulasi Federal Reserve akan menurunkan suku bunga pada pertemuan Maret 2020 untuk memberikan stimulus menghadapai dampak penyebaran virus corona di dunia.
"Pelaku pasar menilai suku bunga AS saat ini jauh lebih tinggi dibanding anggota lainnya di G10, sehingga mempunyai ruang lebih luas untuk menurunkan suku bunga," katanya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa virus corona memiliki potensi menjadi pandemi. WHO berpendapat epidemi virus corona telah mencapai titik puncak di China, tetapi kekhawatiran perluasannya penyebaran virus di Negara-negara lain lain menimbulkan kekawatiran para pelaku pasar.
Lembaga pemeringkat Moody's berpendapata dampak virus corona akan memicu resesi global pada paruh pertama tahun ini.
Baca Juga: IHSG Terus Anjlok Imbas Corona, BEI Larang Transaksi Short Selling
"Kami perkirakan wabah virus corona berhasil di tanggulangi tetapi pertumbuhan global pada Kuartal pertama tahun 2020 pasati akan terpukul turun," kata Hans.
Bursa kawasan Eropa juga mengalami tekanan, seiring negara-negara kawasan Eropa juga mengalami penyebaran virus corona. Estonia, Denmark dan Yunani melaporkan kasus virus corona pertama, Inggris melaporkan dua kasus baru. Virus corona juga di temukan di Austria, Swiss dan Spanyol.
Prancis telah mengkonfirmasi kematian keduanya. Di kawasan Italia menjadi perhatian utama karena virus corona yang kini menyebar ke selatan Negara tersebut dimana lebih dari 600 orang tertular virus corona di Negara tersebut dan ada 12 orang yang meninggal dunia.