Suara.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus menunjukan tren pelemahan, sepanjang minggu lalu saja IHSG anjlok 7,3 persen ini merupakan pelemahan terendah sejak tahun 2008.
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djayadi mengatakan, penurunan IHSG pada pekan lalu disebabkan karena adanya sentimen negatif akibat perkembangan virus corona, sehingga berdampak pada kinerja IHSG.
Inarno menuturkan, beberapa bursa saham di Kawasan Regional juga mengalami hal yang sama, bahkan ada yang penurunannya lebih tinggi dari IHSG.
"Adapun penurunan tertinggi dialami Thailand dan diikuti Indonesia, Filipina, Vietnam, Malaysia, dan Singapura dengan penurunan sebesar -15.03 persen, -13.44 persen, -13.15 persen -8.2 persen , -6.68 persen, dan -6.57 persen," kata Inarno saat konferensi pers di Kantornya, Jakarta, Senin (2/3/2020).
Baca Juga: 2 Warga Depok Terinfeksi Virus Corona Sempat Dirawat RS Mitra Keluarga
Lebih lanjut Inarno menuturkan, penurunan pada minggu terakhir bulan Februari 2020 yang sebesar 7,3 persen merupakan penyumbang terbesar penurunan indeks di pasar modal.
"Antisipasi investor terhadap dampak virus Corona yang diperkirakan semakin meluas mengingat semakin banyaknya jumlah negara yang terdampak serta dampaknya terhadap aktivitas ekonomi dan perdagangan global," katanya.
Sehingga sejak awal tahun Indeks IHSG telah turun sebanyak minus 13,44 persen atau 5.452,704.
Meminimalisir penurunan, BEI mengaku telah berkoordinasi dengan OJK dan Pemerintah untuk merumuskan inisiatif dan insentif yang akan diberikan dalam rangka mengantisipasi dampak virus corona terhadap aktivitas di Pasar Modal Indonesia.
"Kita terus berkoordinasi tadi pagi dengan regulator seperti OJK, Bank Indonesia dan juga Kementerian Keuangan," kata Inarno.
Baca Juga: Rawat 2 Pasien Virus Corona, 71 Tenaga Medis RS Mitra Keluarga Dirumahkan