Suara.com - Virus corona telah menyebarkan ketakutan yang nyata di seluruh penjuru dunia. Virus yang didapati berawal dari Wuhan, China ini dilaporkan telah menelan lebih dari 2.300 korban. Tidak hanya Wuhan yang ditutup untuk aktivitas sehari-hari, terbaru Daegu, salah satu kota besar di Korea Selatan juga bagaikan kota hantu karena lonjakan virus corona di tengah warganya.
Hal ini tentu membawa dampak luar biasa pada perekonomian China dan global, contohnya saja sektor pariwisata. Untuk mencegah penyebaran virus baru, pemerintah di seluruh dunia telah memberlakukan pembatasan perjalanan pada orang yang akan bepergian dari dan ke China.
Indonesia menjadi salah satu negara yang telah memberlakukan larangan perjalanan ke dan dari China. Statistik Indonesia menunjukkan dari Januari hingga November 2019 tercatat 1,9 juta wisatawan asal China telah mengunjungi Indonesia.
Meskipun virus ini belum dinyatakan secara resmi ditemukan di Indonesia, tidak bisa dipungkiri hal ini akan berpengaruh pada perekonomian Indonesia. Pemerintah telah mempersiapkan langkah-langkah preventif dalam menanggulangi goyahnya ekonomi jika virus ini sampai masuk ke Indonesia.
Baca Juga: Positif Virus Corona, WNI di Taiwan Ini Malah Main TikTok
Pariwisata diperkirakan akan menjadi sektor yang paling berdampak akan merebaknya kasus ini. Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) memprediksi potensi kerugian sektor industri pariwisata mencapai puluhan miliar per bulan karena anjloknya turis dari China.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan kunjungan wisatawan China ke Indonesia selama Januari sampai Juni 2019 mencapai 1,05 juta orang, terbanyak kedua setelah wisatawan Malaysia.
“Virus Corona yang sudah banyak menyerang saudara kita di belahan negara lain tentu menjadi ketakutan yang juga dirasakan hingga Indonesia. Tak hanya tindakan dari pemerintah saja, masyarakat pun perlu mawas saat bepergian ke luar negeri sehingga menimalisir kemungkinan virus masuk ke Indonesia. Penting pula mengenali lebih jauh negara yang ingin dikunjungi sebelumnya,” kata Managing Partner Grant Thornton Indonesia, Johanna Gani dalam keterangannya, Jumat (28/2/2020).
Pelemahan ekonomi Indonesia lainnya bisa terjadi karena China merupakan salah satu mitra dagang terbesar Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Januari 2020, penurunan tajam terjadi pada ekspor migas dan non-migas yang merosot 12.07%, hal ini dapat terjadi karena China merupakan pengimpor minyak mentah terbesar, termasuk dari Indonesia.
Dari sisi impor juga terjadi penurunan 2.71% yang disumbang turunnya transaksi komoditas buah-buahan.
Baca Juga: Ramai Isu Virus Corona, Polisi Gerebek Pabrik Masker Ilegal di Cilincing
Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan Kementerian Perdagangan memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mengalami perlambatan sekitar 0,23%, jika perekonomian China melemah satu persen akibat wabah virus Corona.