Suara.com - Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyiapkan anggaran sedikitnya Rp 72 miliar untuk para influencer guna mempromosikan sektor pariwisata ditengah-tengah lesunya kunjungan turis imbas virus corona.
Direktur Riset Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia Piter Abdullah menilai, kebijakan tersebut justru sangat memboroskan anggaran.
"Justru untuk influencer itu engga perlu, pemborosan saja itu," kata Piter saat dihubungi Suara.com, Kamis (27/2/2020).
Menurutnya, niatan pemerintah yang memberikan sejumlah insentif fiskal demi menggenjot kinerja pariwisata tanah air tujuannya sudah baik, tapi cara dalam memberikan insentifnya yang salah, termasuk juga soal anggaran influencer ini.
Baca Juga: Menpar Wishnutama: Rp 72 Miliar Bukan untuk Influencer Saja
"Selama virus corona masih mewabah, dikasih potongan berapapun wisatawan asing tidak akan datang," kata Piter.
Justru kata dia, ketika pemerintah ingin mendatangkan turis mancanegara lebih banyak lagi ke Indonesia akan sangat beresiko ditengah-tengah masih merebaknya virus corona.
"Kalaupun datang, justru berisiko membawa masuk virus corona. Pemerintah harus hati-hati dengan resiko ini," ucapnya.
Sebelumnya pemerintah Indonesia menyiapkan anggaran sedikitnya Rp 72 miliar untuk para influencer dalam mempromosikan tempat-tempat wisata di Indonesia.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pengelolaan dana influencer tersebut akan berada di bawah Kementerian Pariwisata.
Baca Juga: Mau Kecipratan Rp 72 Miliar? Simak Dulu 5 Cara Menjadi Influencer Ini
"Itu semuanya di Kementerian Pariwisata, karena itu bagian dari paket wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara," kata Airlangga saat ditemui di Ballroom Hotel Ritz Jakarta, Jakarta, Rabu (26/2/2020).