Suara.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, risiko ekonomi dari dampak penyebaran virus corona makin mengkhawatirkan, menurutnya saat ini risikonya jauh lebih tinggi jika melihat penyebaran virusnya yang makin meluas.
"Munculnya corona virus ini timbulkan dinamika cepat, hanya 2 minggu maka seluruh proyeksi dan assessment terhadap risiko 2020 berubah, risiko lebih tinggi," kata Sri Mulyani saat menghadiri acara Indonesian Economic Outlook 2020 di Ballroom Hotel Ritz Jakarta, Rabu (26/2/2020).
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menjelaskan, sepanjang Kuartal I tahun ini kondisi ekonomi global dalam tekanan termasuk juga bagi Indonesia.
"Kenapa situasi RRT penting? karena size ekonomi RRT di atas 13 triliun dolar AS. Dia kontribusinya ke ekonomi dunia 17 persen, jadi kalau dia melemah pengaruhnya terasa di seluruh dunia," katanya.
Baca Juga: CT Tanya Perkembangan Kasus Jiwasraya ke Sri Mulyani : Duitnya Ada Bu?
Belum ada tanda-tanda wabah virus corona atau Covid-19 meredup, kini dilaporkan virus tersebut semakin merajalela di daerah Timur Tengah.
Penyebaran ini tentu jauh lebih luas dari pusatnya di Wuhan, China.
Kini total ada 41 negara dan satu kapal pesiar Diamond Princess yang positif terjangkit virus yang disebut-sebut berasal dari kelelawar itu.
Kasus baru pertama kalinya terdeteksi di Swiss, Kroasia, Algeria, dan Austria.
Hingga berita ini ditulis Rabu (26/2/2020), dikutip dari laman worldometers.info, data realtime menunjukkan jumlah total kasus infeksi di seluruh dunia mencapai 80.997 orang. Kasus kematian juga semakin meningkat hingga mencapai 2.764 jiwa, sedangkan yang sembuh mencapai 30.054 orang.
Baca Juga: Kemenkeu Kebanjiran, Sri Mulyani Izinkan Pegawainya Kerja dari Rumah
Negara dengan kasus terbanyak di luar China yakni Korea Selatan terus mengalami peningkatan kasus. Tercatat ada 313 kasus baru, yang menjadikan total kasus Corona Covid-19 di negara Ginseng tersebut berjumlah 1.146 kasus.