Suara.com - Akibat banjir yang terjadi di wilayah Jabodetabek dan sekitarnya pada Selasa (25/2/2020), harga pangan di kawasan tersebut diperkirakan bakal alami kenaikan.
Komoditas pangan yang mengalami kenaikan harga cukup tinggi diprediksi seperti cabai rawit merah, cabai merah besar hingga bawang putih.
"Harga pangan bisa melambung, karena arus distribusi pangan terhambat, cuaca yang ekstrem menurunkan produksi pangan," kata Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira Adhinegara saat dihubungi Suara.com, Selasa (25/2/2020).
Bhima mensinyalir, kenaikan harga pangan ini akan memberikan efek kepada outlook inflasi, khususnya di daerah Jakarta dan sekitarnya, bisa-bisa kata Bhima laju inflasi bisa terkerek naik.
Baca Juga: BMKG: Pencegahan Banjir Seharusnya di Musim Kemarau, Bukan Saat Hujan
"Kemarin harga bawang putih sempat menembus 60-70 ribu per kilogram di DKI Jakarta. Banjir menambah buruk outlook inflasi," ucapnya.
Selain harga pangan, sektor pariwisata juga akan berdampak, karena kunjungan wisatawan ke hotel-hotel di Jakarta akan berkurang akibat peristiwa banjir.
"Pariwisata juga terdampak, dimana hotel restoran berkurang pengunjungnya. wabah virus Corona sudah berdampak parah pada pariwisata, ini ditambah banjir lebih gawat lagi," katanya.
Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta, laju inflasi pada Januari 2020 lalu sebesar 0,25 persen month to month (mtm) atau lebih rendah dari inflasi nasional sebesar 0,39 persen (mtm).
Tekanan inflasi di DKI Jakarta, terutama dipengaruhi oleh inflasi yang terjadi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau serta kelompok Perawatan Pribadi dan jasa Lainnya.
Baca Juga: Banjir Jakarta Bikin Pelaku Bisnis Merugi, INDEF: Sektor Retail Terpukul