Suara.com - Bencana banjir yang menerjang Kota Jakarta dan sekitarnya pada Selasa (25/2/2020) ternyata berdampak pula pada kegiatan bisnis. Apalagi Jakarta sebagai episentrum ekonomi tanah air, membuat pengusaha harus gigit jari atas bencana ini.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan dampak bencana banjir melumpuhkan bisnis di Jakarta, apalagi kejadian ini terjadi pada hari kerja biasa.
Bhima memaparkan, sektor retail yang paling berdampak, karena sejumlah pusat perbelanjaan harus tutup lantaran akses atau lokasi bisnis terkena dampak banjir.
"Sektor retail terpukul dengan menurunnya kunjungan ke pusat-pusat perbelanjaan, restoran," kata Bhima kepada Suara.com, Selasa (25/2/2020).
Baca Juga: Diamuk Warga karena Sebabkan Banjir, AEON Mall Janji Bikin Sodetan ke BKT
Bhima juga menjelaskan, akibat banjir yang terjadi, sejumlah gardu listrik milik PLN harus dipadamkan, sehingga memberi dampak pada pemadaman sejumlah pusat-pusat perbelanjaan.
"Bahkan beberapa mal masih terputus listriknya, sehingga pengunjung tidak nyaman. Akses ke pusat perbelanjaan juga banyak yang terganggu," ucapnya.
Tak hanya sektor retail saja, Bhima juga bilang industri manufaktur nasional juga berdampak, karena ada sebagian pabrik-pabrik yang harus tutup karena tergenang banjir.
"Operasional pabrik terhenti, kantor kantor tutup. Ada biaya tambahan yang akan dibebankan kepada pelaku usaha," katanya.
Tak sampai di situ, distribusi industri manufaktur di kawasan industri terimbas, akibatnya pengiriman barang terlambat, baik bahan baku maupun produk jadi.
Baca Juga: Jakarta Banjir Lagi, 294 RW Terendam dan 3.565 Warga Terpaksa Diungsikan
"Harusnya bisa dikirim sesuai jadwal jadi tertunda," katanya.