Pasalnya, sejumlah pengusaha Indonesia yang sering mengekspor ke AS masih asyik menikmati insentif dalam bentuk GSP dari negeri Pakde Sam.
"Tapi kami harapkan ada lobi-lobi pemerintah agar GSP ini bisa dipertahankan atau separuh dipertahankan atau berubah dari segi tarif," kata Rosan.
Dia mengakui, pengusaha sebenarnya sudah mengantisipasi perubahan status. Tapi ia mengakui tak menduga AS bakal memasukkan Indonesia sebagai negara maju.
Soal status Indonesia sebagai negara maju, Rosan menjawab ragu-ragu, “Iya perlu dilihat lebih lanjut.”
Baca Juga: Raih Predikat A, Ganjar Harap Pemprov Jateng Naik Peringkat