Suara.com - Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra memprediksi pergerakan nilai tukar rupiah pada awal pekan ini diprediksi kembali tertekan oleh dolar AS.
Menurut pengamatannya, kekhawatiran pasar kembali meningkat karena penyebaran virus corona menunjukkan kenaikan di beberapa lokasi atau negara di luar pusat wabah, provinsi Hubei China, seperti di Korea, Jepang, Iran.
Banyak analisis juga bermunculan bahwa wabah virus corona ini akan menangkap Pertumbuhan ekonomi global tahun ini.
Kekhawatiran ini mendorong pasar masuk ke aset safe haven seperti Emas dan obligasi pemerintah AS, sehingga Harga Emas melejit dan terus naik ke 1.649 dolar AS per troy ons di Jumat Malam kemarin dan Senin pagi ini sudah naik ke 1.681, serta yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun terus turun ke area 1,47 persen setelah sebelumnya berkonsolidasi di kisaran 1,6 persen.
Baca Juga: Bikin Heboh, Harga Sikat Gigi Syahrini Capai Jutaan Rupiah
"Rupiah hari ini dengan bergerak di kisaran Rp 13.760 - Rp 13.900," kata Aris dalam riset hariannya, Senin (24/2/2020).
Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan rupiah pada Jumat kemarin (22/2/2020) berada di level Rp 13.806 per dolar AS.
Level itu melemah dibanding pergerakan Kamis sebelumnya di level Rp 13.760 per dolar AS.
Sementara itu, berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia, rupiah pada Jumat pekan kemarin berada di level Rp 13.777 per dolar AS.
Posisi itu melemah bila dibandingkan pada Kamis sebelumnya yang berada di level Rp 13.735 per dolar AS.
Baca Juga: Influencer TikTok Bisa Dibayar Miliaran Rupiah Sekali Posting, Minat?