Suara.com - PT Adhouse Clarion Events kembali menggelar pameran Indonesia Properti Expo yang diselenggarakan pada 15-23 Februari 2020 di Hall A & B Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta.
Pameran properti ini merupakan gelaran ke 38 kalinya dan didukung oleh Kementerian BUMN, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, DPD REI DKI Jakarta dan PT Bank Tabungan Negara (BTN) Persero Tbk, sebagai Official Bank Partner.
"Pada tahun ini Indonesia Properti Expo percaya mampu untuk mengembalikan pasar properti yang sempat lesu beberapa tahun lalu," kata Gad Permata, Vice President Adhouse Clarion Events dalam keterangannya, Jumat (21/2/2020).
Pada IPEX edisi ke 38 kali ini Bank BTN menargetkan dapat meraup ijin Prinsip KPR baik subsidi maupun non subsidi sebesar Rp 3 triliun dengan target booked sebesar Rp 1 triliun.
Baca Juga: Ashraf Sinclair Meninggal Dunia, Properti Mewah Ini Ditinggalkan untuk BCL
“Tahun ini merupakan sebuah awal yang tepat jika ingin membeli sebuah properti karena banyak faktor yang membuat investasi ini lebih menarik, yaitu suku bunga murah dan juga uang muka KPR yang terjangkau setelah Loan To Value berlaku sejak Desember 2019 lalu. Akan banyak hunian strategis yang berlokasi strategis di wilayah Jabodetabek yang dilengkapi dengan transportasi seperti LRT dan MRT,” ujar Direktur Utama Bank BTN, Pahala N. Mansury.
Pembukaan IPEX kali ini yang dihadiri oleh Wakil Presiden Ma’ruf Amin tersebut, Pahala juga menyampaikan tantangan yang dihadapi dan peluang properti di tahun 2020.
Pada tahun 2019 lalu diakui Pahala sebagai tahun yang tidak mudah bagi sektor properti, karena penjualan properti mengalami penurunan.
Berdasarkan survey Bank Indonesia, Penjualan Properti Residensial pada QIV/2019 turun 16,33% (Q to Q) triwulanan dibandingkan QIII /2019 yang masih tumbuh sekitar 16,18%.
Penurunan ini terjadi pada sektor penjualan perumahan yang terjadi secara merata untuk rumah tipe kecil, menengah ataupun besar.
Baca Juga: Milenial Masih Dominasi Pencari Properti Secara Online
Pahala juga menyampaikan bahwa tantangan pada sektor properti tahun ini karena ancaman resesi akibat kondisi geopolitik yang memanas serta yang terbaru adalah mewabahnya virus corona di Tiongkok yang diperkirakan melumpuhkan kekuatan ekonomi China akan ikut berdampak ke Indonesia.