Suara.com - Bank Indonesia (BI) sore ini akan mengumumkan rapat dewan gubernur (RDG) bulanannya. Salah satunya agenda rapat tersebut adalah terkait kebijakan kemungkinan dinaikan atau turunnya suku bunga acuan atau BI 7 days reverse repo rate.
Menanggapi itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan yang paling penting dari kebijakan suku bunga acuan adalah soal transmisi penurunan suku bunga ke perbankan.
Menurut Airlangga, selama ini ketika suku bunga BI 7 days reverse repo rate turun tapi suku bunga kredit perbankan tidak menyesuaikan dengan cepat.
"Yang paling penting transmisi dari BI ke perbankan itu dipercepat, karena sekarang BI Rate sudah turun tapi transisi di perbankan nya masih belum turun," kata Airlangga saat ditemui di Ballroom Ritz Charlton, Jakarta, Kamis (20/2/2020).
Baca Juga: Uang Rusak Akibat Terendam Banjir, Tukarkan ke Bank Indonesia
Airlangga mengatakan kebijakan penurunan suku bunga membuat investor lebih tertarik untuk berinvestasi karena tren suku bunga yang murah.
"Tentu ini kesempatan untuk investasi karena kan investasi membutuhkan waktu 2 sampai 3 tahun, capital market tingkat suku bunga yang sedang turun," kata Airlangga.
Terakhir kali BI menurunkan suku bunga acuan (7 Days Reverse Repo Rate/7DRRR) sebesar 25 basis poin (bps) ke level 5 persen pada Oktober 2019 lalu.
Begitu pula dengan tingkat suku bunga deposit facility dan bunga lending facility masing-masing turun 25 persen menjadi 4,25 persen dan 5,75 persen.
Baca Juga: Legislator Berharap Pemerataan Program Sosial Bank Indonesia di Jateng