"Paling parah itu di Desa Pengudang, sepanjang bibir pantainya sudah dipenuhi minyak hitam," tuturnya.
Secara pribadi, Karno mengaku sulit buat mengantisipasi serbuan minyak hitam tersebut, karena hal serupa terjadi setiap tahunnya, terutama saat musim angin utara.
Apalagi untuk menampungnya ke dalam wadah drum, lanjut dia, bukan sesuatu pekerjaan yang mudah.
"Ini minyaknya bukan satu atau dua ton, lebih banyak dari itu. Bayangkan berapa drum yang diperlukan buat menampung. Maka itu saya biarkan begitu saja, nanti juga hilang sendiri," tutur Karno. (Antara)
Baca Juga: Hilang 3 Hari, Jasad 2 Pelajar Bintan Ditemukan Terdampar di Pantai Dugong