Freport Indonesia Tak Menampik Jadi Penyebab Minusnya Ekonomi Papua

Kamis, 20 Februari 2020 | 00:00 WIB
Freport Indonesia Tak Menampik Jadi Penyebab Minusnya Ekonomi Papua
Operasional pertambangan mineral PT Freeport Indonesia di Timika, Papua
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PT Freeport Indonesia (PTFI) tak menampik penurunan produksi pada tambang open pit grasberg yang dialami perseroan secara tak langsung berdampak pada ekonomi Papua yang juga alami minus.

Juru Bicara Freeport Indonesia Riza Pratama menerangkan, selama ini perseroan selalu menggandeng kontraktot lokal untuk menambang open pit. Sehingga, jika aktivitas tambang open pit habis, maka tak ada pekerjaan bagi kontraktor lokal.

"Tambang bawah tanahnya masih belum optimal. Jadi sebenernya ada gap saja, bukan karena ada penurunan produksi, karena ini udah selesai," ujarnya saat ditemui di Komplek Parlemen, Jakarta, Rabu (19/2/2020).

Dalam hal ini, Riza mengungkapkan, produksi tembaga emas perseroan turun hingga 50 persen. Dengan begitu, pendapatan perseroan akan berkurang, yang nantinya pembayaran pajak perseroan ke daerah terkait juga ikut berkurang.

Baca Juga: Kecam Mafhud MD soal Data Tapol Papua, BEM UI: Itu Nama Warga Negara

"Tapi tentunya ada beberapa penerimaan daerah yang berkurang karena produksi kita juga akan berkurang, ada beberapa pajak daerah yang berkurang. Ya kalau 50 persen bayangkan saja 50 persen yang berkurang," jelas dia.

Meski demikian, Riza memastikan kondisi tersebut tak membuat perseroan melakukan pengurangan karyawan. Hanya saja, perseroan akan kembali mengkaji kembali kontrak pada kontraktor lokal yang telah selesai aktivitasnya.

"Pengurangan mungkin ada tapi bukan pengurangan di karyawan langsung, mungkin di kontraktor misalnya bagian tambang tertentu, kalau sudah selesai ya, kalau karyawannya sendiri sih engga ada," pungkas Riza.

Untuk diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi di Papua mengalami penurunan ekonomi yang cukup dalam yakni 15,72 persen.

Baca Juga: BEM UI Berang Mahfud MD Bilang Data Tapol Papua Nggak Jelas

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI