Suara.com - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau Bank BTN ikut terdampak adanya wabah virus corona asal China. Adanya virus corona tersebut membuat penyaluran kredit terganggu.
Direktur Utama Bank BTN Pahala N. Mansury mengatakan adanya virus tersebut banyak orang enggan melakukan perjalanan wisata. Sehingga, kredit konsumer pada perjalanan wisata terhambat.
Dengan begitu, lanjutnya, upaya untuk menurunkan kredit macet atau Non Performing Loan (NPL) di sektor konsumer juga ikut terhambat.
"Adanya perkembangan yang terkakhir, segmen pariwisata dan sektor yang rentan penurunan perjalanan dari Luar negeri ke Indonesia karena virus corona sedikit banyak menghambat penurunan angka NPL di segmen konsumer," ujar Pahala dalam konferensi pers di Gedung Yodya Karya, Jakarta, Senin (17/2/2020).
Baca Juga: Waspada Virus Corona, Sepulang dari BATC 2020 Kevin Cs Bakal Dikarantina?
Kendati demikian, Pahala telah menyiapkan strategi untuk menjaga NPL agar tak tinggi.
Pertama, menerapkan Regional Processing Center (RPC). Dengan RPC, proses pengajuan kredit nasabah bisa cepat, tapi tetap memperhatikan kualitas kredit.
"Kedua, yang sudah ada di kita, yang belum jadi NPL kita harus kendalikan monitoring, pengetatan monitoring yang kita lakukan ke mereka, meminta kreditur baik konsumer maupun komersial, konstruksi khususnya, supaya transaksi menggunakan BTN. Ini upaya mengendalikan agar kredit di masa lalu tak menjadi NPL lagi," jelas dia.
Dengan strategi ini, Pahala yang juga mantan Dirketur Utama Garuda Indonesia ini yakin NPL perseroan bisa dikendalikan. Pada tahun 2019, Bank BTN mencatat NPL berada di kisaran 4,78 persen.
"Kuartal I masih agak statis, tapi mungkin di kuartal Ii penurunan NPL lebih signifikan akan terjadi. Akhir tahun capai 3,5 persen," pungkas Pahala.
Baca Juga: Terawan dan Pejabat Kemenkes soal Indonesia Kebal Virus Corona Covid-19