Suara.com - Kementerian Perindustrian siap bekerja keras untuk mencapai target pertumbuhan industri pengolahan nonmigas sebesar 8,3 persen pada tahun 2024. Seiring sasaran itu, juga diupayakan mampu mendongkrak kontribusi sektor manufaktur bagi perekonomian nasional hingga 18,9 persen.
"Oleh karenanya, kami fokus terhadap peningkatan investasi dan ekspor. Kami akan meyakinkan para calon investor sektor industri agar mau masuk ke Indonesia, terutama untuk menghasilkan produk substitusi impor, kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan persnya, Minggu (16/2/2020).
Menperin menyampaikan, dirinya telah meminta kepada semua jajarannya agar memiliki kemampuan menganalisa pencapaian target kuantitatif.
“Selain itu, yang terpenting adalah bisa menyusun response policy yang cepat dan tepat,” katanya.
Baca Juga: Menperin Beri Penghargaan ke 4 Anak Usaha Pupuk Indonesia
Menurut dia, kementeriannya bertekad untuk turut mendorong komitmen dari para investor yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia supaya segera terealisasi.
“Kami sangat optimistis dengan beberapa komitmen industri skala besar, seperti Hyundai, Toyota, dan Amazon,” sebutnya.
Kemudian, guna menggenjot nilai ekspor manufaktur nasional, Kemenperin semakin aktif mengajak pelaku industri lebih agresif lagi membuka peluang pasarnya di negara-negara nontradisional.
"Di samping itu, perlunya perluasan atau diversifikasi produk ekspor yang diarahkan untuk dapat menikmati fasilitas pembiayaan ekspor,” tuturnya.
Menurut Menperin, pembentukan lembaga pembiayaan industri merupakan hal yang sangat penting, sesuai amanat Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian. Kami meyakini, dengan dibentuknya lembaga pembiayaan, bisa memberikan ruang bagi industri dalam negeri untuk masuk ke produk yang selama ini masih di impor.
Baca Juga: Menperin Sindir Industri Otomotif yang Belum Bikin Produksi Lokal
"Jadi, industri kita bisa mudah mendapatkan modal," katanya.