Suara.com - Harga emas melonjak ke level tertinggi dalam lebih dari satu pekan setelah peningkatan tajam dalam jumlah kasus virus korona di China memperbaharui ketakutan atas dampak ekonomi global dan mendorong investor untuk mencari aset berisiko rendah.
China melaporkan peningkatan kematian dan ribuan infeksi lainnya menggunakan definisi yang lebih luas, Kamis (14/2). Sementara Jepang menjadi lokasi ketiga di luar daratan China yang melaporkan kematian.
Mengutip data Reuters, Jumat (14/2/2020) harga emas di pasar spot naik 0,7 persen menjadi 1.576,32 dolar AS per ounce menyentuh level tertinggi sejak 4 Februari yakni 1.577,81 dolar AS per ounce.
Sementara emas berjangka Amerika Serikat ditutup menguat 0,5 persen menjadi 1.578,80 dolar AS per ounce.
Baca Juga: Harga Emas Antam Dibanderol Rp 774.000 Per Gram
"Emas akan terus naik sampai pasar yakin sejauh mana virus tersebut telah merusak," kata Bob Haberkorn, analis RJO Futures.
"Kita mendapatkan berita yang saling bertentangan tadi malam tentang epidemi tersebut. Kita tidak yakin bagaimana China menangani situasi ini." tambah Bob.
Pasar saham global menjauh dari rekor tertinggi karena lonjakan kasus baru virus corona di China membebani sentimen.
Emas sering digunakan sebagai penyimpan nilai yang aman selama masa ketidakpastian politik dan keuangan.
"Bahkan sebelum coronavirus tersebut, emas sudah didukung pelonggaran kebijakan bank sentral global dan mereka tidak akan segera mengubah haluan," kata Haberkorn, dia menambahkan bahwa jika virus corona itu bisa ditangani, emas akan turun maksimal 20 dolar hingga 30 dolar AS.
Baca Juga: Harga Emas Dunia di Level Terendah Sejak Munculnya Virus Corona