Ia menegaskan, Kementan selalu mendukung kegiatan yang menyongsong era pertanian 4.0, karena memiliki manfaat yang luar biasa untuk para petani. Program KUR dipastikan mendorong petani untuk menerapkan teknologi pertanian 4.0, karena memperoleh kemudahan pembiayaan dan pendampingan.
"Kita akan adakan lagi kegiatan seperti ini, agar alat-alat yang ada bisa berguna buat kelompok-kelompok tani kita. Mereka bisa membeli melalui KUR. Dan akan terhubung dengan kita," tegasnya.
Direktur UMKM dan Jaringan BNI Tambok, P Setyawati menjelaskan, teknologi yang diperkenalkan dalam kegiatan ini adalah teknologi smartfarming 4.0 berbasis Internet Of Things (IOT) bernama RITX Bertani.
"Teknologi smartfarming merupakan pengembangan dari teknologi informasi dalam mengoptimalkan potensi pertanian. Sebelumnya, teknologi serupa telah diterapkan di 5 kota yaitu Garut, Pasaman Barat, Sukabumi, Situbondo, dan Dairi. Alat RITX Bertani ini dipersembahkan BNI melalui program CSR nya, khusus demi pengembangan kualitas pertanian," jelasnya.
Baca Juga: Stabilkan Harga Cabai dan Bawang, Kementan Gelar Operasi Pasar
Menurutnya, alat RITX Bertani bekerja sebagai sensor tanah dan cuaca yang dapat memantau kondisi lahan secara realtime, sehingga data pertanian dapat lebih terukur dan presisi di sektor produksinya.
"Petani akan mendapatkan rekomendasi untuk mencegah terjadinya kerusakan pada lahan dan tanaman. Terintegrasi dengan aplikasi berbasis Android bernama RiTx Bertani, peringatan dini akan diterima petani jika terjadi anomali pada lahan mereka. Dengan aplikasi yang dapat dimonitor dari aplikasi telepon seluler, petani dapat memantau kondisi cuaca, air, dan kondisi tanah. Dengan teknologi tersebut petani dapat mengoptimalkan penggunaan pupuk hingga 30 persen dan meningkatkan produktifitas hingga 25 persen," katanya.(*)