Virus Corona Terus Merebak, Kilau Emas Dunia Memudar

Rabu, 05 Februari 2020 | 09:37 WIB
Virus Corona Terus Merebak, Kilau Emas Dunia Memudar
Ilustrasi emas batangan. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Harga emas merosot lebih dari 1 persen pada Selasa (4/2/2020) karena sejumlah langkah yang dilakukan China untuk mengurangi dampak ekonomi dari mewabahnya virus corona hal itu membuat para investor menjauh dari safe-haven dan kembali ke aset berisiko.

Mengutip Reuters Rabu (5/2/2020) harga emas di pasar spot anjlok 1,61 persen menjadi 1.550,69 dolar AS per ounce ini merupakan level terendah sejak 21 Januari yang mencapai 1.548,70 dolar AS per ounce.

Sementara itu harga emas berjangka Amerika Serikat ditutup turun 1,7 persen menjadi 1.555,50 dolar AS per ounce.

"Pergerakan dramatis di pasar ekuitas global, terutama di pasar AS, jelas menunjukkan ada kekhawatiran yang lebih rendah tentang virus corona yang menekan PDB dan kita memiliki kebutuhan yang lebih rendah untuk aset safe-haven," kata David Meger, Direktur Perdagangan Logam High Ridge Futures.

Baca Juga: Taat Instruksi Presiden, Warga di Lebak Bakar 60 Gubuk Tambang Emas Ilegal

Sementara itu, Wall Street menguat didorong pemulihan saham dunia, setelah intervensi terkini oleh Bank Sentral China menenangkan investor.

Sejumlah upaya yang dilakukan Beijing termasuk menandatangani lebih banyak belanja pemerintah, keringanan pajak dan subsidi untuk sektor yang terdampak virus, kata sumber pemerintah.

Wabah tersebut telah merusak aktivitas ekonomi negara itu karena banyak kota yang dikunci, dengan pembatasan perjalanan dan penutupan bisnis.

Di sisi lain, dolar menguat, membuat emas lebih mahal bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya.

Namun demikian, beberapa ketidakpastian masih menghantui pasar terkait sejauh mana dampaknya terhadap ekonomi China dan global.

Baca Juga: Pimpinan King of The King Ngaku Simpan Emas Batangan, Polisi: Mereka Halu

"Jika dampak virus kurang dari perhitungan pasar, itu bisa mengarah pada koreksi harga emas, tetapi selama kita tidak melihat pertumbuhan ekonomi berakselerasi, harga emas akan tetap didukung," kata analis Quantitative Commodity Research, Peter Fertig.

Di tempat lain, palladium melambung 4,5 persen menjadi 2.423,76 dolar AS per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sejak 24 Januari di posisi 2.435 dolar AS.

Perak turun 0,5 persen menjadi 17,57 dolar AS per ounce, sementara platinum berkurang 0,4 persen menjadi 962,83 dolar AS per ounce.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI