Virus Corona Terus Merebak, Kilau Emas Dunia Memudar

Iwan Supriyatna | Achmad Fauzi
Virus Corona Terus Merebak, Kilau Emas Dunia Memudar
Ilustrasi emas batangan. (Shutterstock)

Harga emas merosot lebih dari 1 persen pada Selasa (4/2/2020) karena sejumlah langkah yang dilakukan China.

Suara.com - Harga emas merosot lebih dari 1 persen pada Selasa (4/2/2020) karena sejumlah langkah yang dilakukan China untuk mengurangi dampak ekonomi dari mewabahnya virus corona hal itu membuat para investor menjauh dari safe-haven dan kembali ke aset berisiko.

Mengutip Reuters Rabu (5/2/2020) harga emas di pasar spot anjlok 1,61 persen menjadi 1.550,69 dolar AS per ounce ini merupakan level terendah sejak 21 Januari yang mencapai 1.548,70 dolar AS per ounce.

Sementara itu harga emas berjangka Amerika Serikat ditutup turun 1,7 persen menjadi 1.555,50 dolar AS per ounce.

"Pergerakan dramatis di pasar ekuitas global, terutama di pasar AS, jelas menunjukkan ada kekhawatiran yang lebih rendah tentang virus corona yang menekan PDB dan kita memiliki kebutuhan yang lebih rendah untuk aset safe-haven," kata David Meger, Direktur Perdagangan Logam High Ridge Futures.

Baca Juga: Libur Lebaran Usai, Harga Emas Antam Merosot Rp23.000 Jadi Rp1.758.000/Gram

Sementara itu, Wall Street menguat didorong pemulihan saham dunia, setelah intervensi terkini oleh Bank Sentral China menenangkan investor.

Sejumlah upaya yang dilakukan Beijing termasuk menandatangani lebih banyak belanja pemerintah, keringanan pajak dan subsidi untuk sektor yang terdampak virus, kata sumber pemerintah.

Wabah tersebut telah merusak aktivitas ekonomi negara itu karena banyak kota yang dikunci, dengan pembatasan perjalanan dan penutupan bisnis.

Di sisi lain, dolar menguat, membuat emas lebih mahal bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya.

Namun demikian, beberapa ketidakpastian masih menghantui pasar terkait sejauh mana dampaknya terhadap ekonomi China dan global.

Baca Juga: Harga Emas Turun Drastis! Ini Daftar Lengkap Harga Antam, UBS, & Galeri24 Hari Ini

"Jika dampak virus kurang dari perhitungan pasar, itu bisa mengarah pada koreksi harga emas, tetapi selama kita tidak melihat pertumbuhan ekonomi berakselerasi, harga emas akan tetap didukung," kata analis Quantitative Commodity Research, Peter Fertig.