Suara.com - PT Pertamina (Persero) mencatatkan laba sepanjang 2019 yang belum diaudit (unaudited) sebesar 2,1 miliar dolar AS atau setara Rp 28,82 triliun (Kurs Rp 13.726 per dolar AS). Laba itu turun dari tahun 2018 yang sebesar 2,5 miliar dolar AS.
Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko Pertamina, Heru Setiawan mengatakan, kinerja keuangan perseroan selalu mengacu pada harga minyak mentah dunia (Indonesia Crude Price/ICP).
Sehingga, jika ICP turun, maka kinerja keuangan akan terimbas menurun.
"Selalu mengacu kepada ICP karena sangat sensitif. ICP 2017 51,2 dolar AS per barel, 2018 67,5 dolar AS per barel, dan di 2019 penurunan 62,3 dolar AS per barel," ujar Heru dalam Rapat Dengar Pendapatan dengan Komisi VI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (3/2/2020).
Baca Juga: Jokowi Tegur Ahok di Acara Imlek: Setelah Jadi Komut Pertamina Nggak Datang
Sepanjang 2019 perseroan juga mencatatkan penurunan pendapatan dari 57,9 miliar dolar AS menjadi 52,4 miliar dolar AS.
"Sedangkan, Ebitda 2019 mengalami penurunan dari 9,2 miliar dolar AS menjadi 8,2 miliar dolar AS. Total aset mengalami penurunan 64,7 miliar dolar AS menjadi 63,8 miliar dolar AS," ucap Heru.
Dalam hal ini, Heru menegaskan, kinerja keuangan tersebut masih belum final atau belum diaudit. Jadi kemungkinan masih ada asumsi angka yang masuk dalam kinerja keuangan perseroan.
"Sebagai catatan disini, angka 2019 itu adalah angka prognosa kami karena belum diaudit juga, jadi masih banyak asumsi maupu diskresi yang belum masuk ke dalam proses audit ini," pungkas dia.
Baca Juga: Promosi Acara HUT PDIP, Ahok Dinilai Tak Independen sebagai Komut Pertamina