Suara.com - Vivo menambah sembilan sembilan pusat pengembangan dan riset (R&D) yang tersebar di beberapa negara sebagai upaya untuk memperkuat inovasi teknologi.
"Sejak dulu, Vivo selalu memposisikan riset dan teknologi produk sebagai kekuatan pendorong utama untuk menghasilkan produk yang inovatif dan meningkatkan kemampuan teknis sehingga dapat mempersembahkan pengalaman teknologi yang baru kepada konsumen," kata Edy Kusuma, Senior Brand Director Vivo Indonesia dalam keterangan resminya.
Adapun sembilan R&D milik Vivo tersebar di beberapa wilayah China (Shenzen, Dongguan, Nanjing, Beijing, Shanghai, dan Huangzhou), Taiwan (Taipei), Jepang (Tokyo), dan Amerika Serikat (San Diego). Pusat R&D ini fokus dalam berbagai teknologi, termasuk teknologi 5G dan AI untuk produk elektronik, desain industrial, dan teknologi pencitraan.
Sebagai salah satu pondasi kuat Vivo, tim R&D telah menghasilkan berbagai inovasi. Salah satunya adalah Vivo X1 sebagai smartphone dengan Hi-Fi quality audio chip pada 2012 hingga Vivo V15 sebagai smartphone dengan 32 MP pop-up camera yang diluncurkan pada 2019.
Baca Juga: Bocah Ini Salat di Tempat Anti Mainstream
Pada akhir tahun lalu, Vivo juga memperkenalkan V17 Pro sebagai smartphone pertama di dunia dengan 32 MP dual pop-up selfie camera.
Berbagai produk inovatif yang dihasilkan dari pusat R&D Vivo juga kerap diperkenalkan di ajang berkelas dunia. Prototipe APEX pertama kali dipamerkan pada 2018 dengan menampilkan revolusi desain layar serta kamera pop-up serta in-display fingerprint scanner authentication.
Lalu pada 2019, Vivo memperkenalkan APEX 2019 yang memiliki pembaruan teknologi full screen in-display fingerprint authentication dan body soundcasting.
Basis produksi milik Vivo sendiri tersebar di beberapa wilayah dunia seperti Dongguan, Chongqing, India, Bangladesh, dan Indonesia. Pusat produksi di Indonesia berada di Cikupa, Banten, dengan terus melakukan ekspansi pabrik di Indonesia untuk dapat memenuhi permintaan dalam negeri.
Baca Juga: Penampakan Selfie Curiosity Sebelum dan Sesudah Misi 7 Tahun di Mars