Suara.com - Semenjak mundur dari operasional Microsoft, Bill Gates dikenal sebagai filantropis yang rutin membantu kegiatan kemanusiaan di berbagai belahan dunia melalui Bill and Melinda Gates Foundation, yayasan nirlaba yang ia dirikan bersama sang istri.
Paling anyar, pendiri Microsoft itu menyumbang 10 juta dolar AS atau setara Rp 140 miliar untuk mengatasi virus corona yang tengah mewabah di beberapa negara.
Menurut laporan Business Insider pada Jumat (31/1/2020), dari total donasi tersebut, 5 juta dolar AS digunakan untuk membantu mengatasi virus corona di China.
Di Negeri Tirai Bambu, dana itu akan didistribusikan kepada mitra publik dan swasta yang sudah bekerja, termasuk Komisi Kesehatan China, Chinese Center for Disease Control and Prevention, dan National Science Foundation of China
Baca Juga: Ternyata, Bill Gates Sudah Prediksi Ancaman Virus Corona
Sementara 5 juta dolar AS sisanya disalurkan kepada African Centres for Disease Control and Prevention untuk pengendalian dan kesiapan krisis di Afrika dalam menghadapi virus corona, yang diketahui sudah menjalar ke negara tersebut.
"Uang itu akan dialokasikan untuk dana darurat dan dukungan teknis terkait membantu para responden garis depan di China dan Afrika, sehingga bisa mempercepat upaya mereka menahan penyebaran global 2019-nCoV (virus korona Wuhan)," tulis juru bicara yayasan Bill Gates.
Di wilayah Afrika sendiri, seorang wanita di Pantai Gading dengan gejala seperti flu sedang diobservasi dan diisolasi setelah tiba dari Beijing pada akhir pekan lalu.
Menurut laporan South China Morning Post, wanita tersebut merupakan seorang pelajar yang tinggal di Beijing selama lima tahun yang kembali ke rumahnya di Afrika Barat selama liburan Tahun Baru Imlek.
"Komitemen kami terhadap Africa CDC adalah bagian dari upaya yang lebih luas untuk membantu memperkuat respons global terhadap wabah virus Corona," pungkasnya.
Baca Juga: 7 Klaim Kontroversial Sunda Empire, Hentikan Nuklir hingga Bill Gates Ikut
Sekadar informasi, virus corona baru pertama kali dilaporkan menyebar di kota Wuhan, China, pada akhir Desember 2019. Sejak saat itu, virus berbahaya tersebut sudah merenggut 81 nyawa dan menyebar ke 14 negara lainnya.