Bos BKPM Ungkap Alasan RI Kalah 'Gercep' dari Vietnam Soal Gaet Investor

Kamis, 30 Januari 2020 | 15:42 WIB
Bos BKPM Ungkap Alasan RI Kalah 'Gercep' dari Vietnam Soal Gaet Investor
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia. (Suara.com/Fadil)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa wajar jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) geram dengan fakta bahwa Indonesia tak begitu dilirik, karena investor lebih memilih Vietnam sebagai tujuan menanamkan modalnya.

Menurut Bahlil kenapa Indonesia kalah dengan Vietnam soal urusan menggaet investor, hanya satu masalahnya, yakni proses perizinan di Indonesia berbelit dan begitu rumit.

"Presiden katakan kenapa Indonesia enggak bisa manfaatkan peluang saat perang dagang AS dan Tiongkok justru Vietnam yang diuntungkan. Kalau di Vietnam orang mau investasi cukup datang ke BKPM Vietnam dan persoalan tanah, izin clear satu tempat," kata Bahlil dalam sebuah acara konferensi ekonomi di Hotel Kempinski, Jakarta, Kamis (30/1/2020).

Bahlil bercerita, bahwa BKPM Vietnam sangat tahu apa yang dibutuhkan investor ketika ingin menanamkan modalnya di negara itu. Sehingga segala urusannya dipermudah, bahkan diberi semacam karpet merah. Hal itu berbeda di BKPM Indonesia, para investor harus sibuk mengurusi administrasi yang berbelit.

Baca Juga: Bahlil Ngaku Pernah Sebut OSS Seperti 'Jebakan Batman'

"BKPM Vietnam, dia memulai dan mengakhiri. Kalau BKPM Indonesia dia mulai tidak tahu kapan mengakhiri. Ini fakta sebagai mantan pengusaha harus ngomong apa adanya," ucap Bahlil.

Bahlil juga tak menampik, bahwa situasi ini membuat kalangan investor jengah dan mengatakan bahwa di Indonesia sangat tidak ramah dalam hal investasi.

"Itu kemudian kenapa sampai para investor memilih kepada negara yang ramah akan investasi," katanya.

Maka dari itu, ketika dirinya ditunjuk oleh sebagai Kepala BKPM, ia meminta kepada Presiden Jokowi, bahwa setiap urusan investasi harus satu pintu di BKPM, sehingga tidak ada aturan yang tumpang tindih.

"Langkah yang kami lakukan? sebagai mantan pengusaha, pengusaha butuh kepastian, kemudahan dan efisiensi," katanya.

Baca Juga: Bahlil Lahadalia: Utang Saya Masih Ada Rp 500 Triliun Lebih

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI