Apa Kabar Proyek Tanggul Laut Raksasa Penahan Banjir Jakarta?

Iwan Supriyatna Suara.Com
Kamis, 30 Januari 2020 | 06:16 WIB
Apa Kabar Proyek Tanggul Laut Raksasa Penahan Banjir Jakarta?
Anies Baswedan kerja bakti (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Dari hasil pembahasan yang disampaikan dalam pertemuan pleno tersebut, proyek yang sudah dalam tahap implementasi, yakni pembangunan sebagian tanggul laut Jakarta sepanjang 4,5 kilometer, telah dikerjakan.

Sebagaimana diketahui, pembangunan tanggul laut Jakarta merupakan bagian dari masterplan Pembangunan Terpadu Pesisir Ibu Kota Negara (PTPIN) atau National Capital Integrated Coastal Development (NCICD). Tujuannya di antaranya adalah mengurangi risiko banjir dan banjir rob, serta mencegah penurunan permukaan air tanah kota Jakarta.

Kegiatan NCICD merupakan kerja sama tiga negara, yakni Pemerintah Indonesia, Belanda, dan Korea Selatan.

Secara keseluruhan, proyek tanggul laut dalam NCICD fase A mencapai 62,62 kilometer, dengan penguatan tanggul laut di area kritis sepanjang 46,58 kilometer. Dari areal yang dilakukan penguatan itu, pengerjaan awalnya dibagi tiga, yaitu oleh Kementerian PUPR sepanjang 19,48 kilometer, Pemprov DKI 11,5 kilometer, dan pihak swasta 15,5 kilometer.

Baca Juga: Ada Terowongan Nanjung, Jokowi Yakin Bandung Tidak Banjir Mulai 2020

Dari pembagian tersebut, Kementerian PUPR diketahui telah menyelesaikan 4,5 kilometer, Pemprov DKI 2,7 kilometer, sedangkan swasta hanya 2,1 kilometer. Namun, pihak swasta mengundurkan diri, sehingga sisa pengerjaan penguatan tanggul laut rencananya akan diselesaikan bersama oleh Kementerian PUPR dan Pemprov DKI.

Sementara itu, sejumlah pakar hidrologi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) memandang penerapan sistem polder dapat menjadi solusi utama penanggulangan banjir di DKI Jakarta, selain normalisasi sungai dan pembersihan drainase.

"Saya kira satu-satunya mungkin ya, cara penanggulangan banjir di Jakarta ya dengan sistem polder itu," kata pakar hidrologi yang juga pengajar Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan (DTSL) Fakultas Teknik UGM Prof. Bambang Triatmodjo saat jumpa pers di Kampus UGM, Yogyakarta, Senin (6/1).

Pembangunan sistem polder antara lain seperti yang diterapkan di Perumahan Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Sistem polder, kata dia, mampu membuat perumahan elite yang berada 2 meter di bawah permukaan air laut itu tetap terlindung dari potensi banjir.

Oleh sebab itu, menurut Bambang, Pemda DKI Jakarta perlu menempatkan sistem polder yang merupakan kombinasi tanggul dan pompa di sejumlah titik, menyesuaikan dengan peta genangan dari Dinas Pekerjaan Umum setempat.

Baca Juga: Dishub DKI Sebar Foto Banjir Monas, Anak Buah Anies Marah di WhatsApp Group

Menurut dia, tanpa sistem itu disertai normalisasi sungai dan pembersihan drainase, potensi banjir di Jakarta sulit dicegah. Apalagi jika curah hujan sangat tinggi seperti pada 31 Desember 2019 hingga 1 Januari 2020 yang mencapai 377 milimeter per hari.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI