Suara.com - Pemerintah terus mematangkan segala perencanaan, persiapan, pemindahan dan pembangunan Ibu Kota baru yang ditargetkan proses pemindahannya mulai berjalan pada 2021.
Untuk itu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memanggil sejumlah stakeholder terkait proses pemindahan Ibu Kota Negara.
Salah satu pejabat yang datang adalah Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono.
Usai rapat dengan Luhut diruangannya, Susiwijono mengatakan proses pemindahan Ibu Kota ini terus dimatangkan oleh pemerintah, dirinya mengakui memang proses pemindahan Ibu Kota bukan perkara yang mudah.
Baca Juga: Jamin Tak Seperti Jakarta, Jokowi: Ibu Kota Baru Tidak Ada Banjir dan Macet
"Kami hanya dimintai masukan ada engga keterkaitannya dengan di sektor ekonomi. Pemindahan itu aspeknya kompleks sekali artinya segala aspek harus dipikirkan secara komprehensif," kata Susiwijono saat ditemui di Kemenko Maritim dan Investasi, Jakarta, Selasa (28/1/2020).
Anak buah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto tersebut menuturkan, kompleksnya pemindahan Ibu Kota yang rencananya akan pindah ke wilayah Kabupaten Penajam Panser Utara dan Kutai Kartanegara (Kukar) Kalimantan Timur bukan hanya persoalan pemindahan para Aparatur Sipil Negara (ASN) saja tetapi lebih dari itu.
"Kan tidak hanya memindahkan ASN saja, tapi juga sektor pendukung lainnya infrastruktur utilitas pendukung yang lain juga harus dipikirkan," kata Susiwijono.
Sebelummya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku senang melihat area perbukitan di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara yang akan menjadi lokasi Ibu Kota baru.
Hal ini dikatakan Jokowi seusai meninjau lokasi Ibu Kota Baru, Penajam Paser, Kalimantan Timur, Selasa (17/12/2019).
Baca Juga: Jokowi Instruksikan Penutupan Tambang Ilegal di Dekat Kawasan Ibu Kota Baru
"Justru ini kontur yang sangat bagus, bukan menyulitkan," ujar Jokowi.