Suara.com - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) memfasilitasi perjanjian proyek kerja sama pembangunan kereta ringan atau Light Rapid Transit (LRT) untuk ruas Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali. Kerja sama ini dilakukan antara PT Nindya Karya, Korea Overseas Infrastructure & Urban Development Corporation dan juga Korea Rail Network Authority.
Penandatangan kerja sama tersebut dilakukan di Kantor BKPM Jakarta, Selasa (21/1/2020). Penandatanganan ini langsung disaksikan oleh Deputi Bidang Perencanaan BKPM Ikmal Lukman.
Plt. Direktur Utama PT Nindya Karya Haedar A. Karim mengatakan proyek senilai Rp 5 triliun ini bakal dimulai pembangunannya pada tahun 2020, dimana pembangunan kereta ini hanya sepanjang 5 kilometer saja.
"Ini rutenya dari Jenang ke Bandara Ngurah Rai kira-kira jaraknya engga sampai 5 kilometer," kata Haedar di Kantor BKPM, Jakarta.
Baca Juga: Bikin Kerajaan Majapahit Cabang Bali, Anggota DPD RI Dilaporkan Polisi
Haedar menjelaskan proyek ini menggunakan skema business to business atau tidak menggunakan dana pinjaman.
Dia juga bilang nantinya proyek kereta pertama di Pulau Dewata tersebut akan dibangun berada di bawah tanah, seperti pembangunan MRT Jakarta.
"Kita juga akan bangunnya di bawah tanah, karena kalau jalur layang agak susah di Bali," katanya.
Proyek ini kata Haedar, ditargetkan selesai dalam tempo 1,5 tahun. Dimana usai penandatangan ini proses selanjutnya adalah penandatanganan nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) dengan PT Angkasa Pura I (Persero) sebagai tuan rumah dalam proyek tersebut.
Baca Juga: 5 Pulau di Indonesia Ini Terancam Lenyap, Salah Satunya Bali