Suara.com - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bekerjasama dengan Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia (APBI) mendorong penerapan teknologi bahan bakar nabati untuk mendukung kesinambungan industri berbasis karet alam.
“Dalam industri karet, hasil utama yang diambil dari tanaman karet adalah latex. Sementara biji karet masih belum dimanfaatkan dan dibuang sebagai limbah padahal dapat dimanfaatkan menjadi bahan bakar nabati yang potensial untuk di kembangkan secara teknis maupun keekonomiannya,” kata Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perindustrian, Johnny Darmawan dalam acara Focus Group Discussion (FGD) di Menara Kadin, Jakarta, Senin (20/1/2020).
Upaya Pemerintah mendorong penggunaan bahan bakar nabati untuk mengurangi konsumsi BBM yang berasal dari minyak bumi diawali dengan Peraturan Presiden RI No.5 tahun 2006 yang menargetkan pemanfaatan BBN hingga 5 persen dari total energi primer pada tahun 2025, dan ditindaklanjuti dengan dikeluarkannya mandatori penggunaan bahan bakar nabati melalui Peraturan Menteri ESDM No.32 tahun 2008.
Namun, pemanfaatan bahan bakar nabati semenjak dikeluarkannya aturan tersebut belum pernah mencapai target.
Baca Juga: Pemakaian Biodiesel Diklaim Hemat Devisa Negara Rp 48,19 Triliun di 2019
Sementara itu, Ketua Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia (APBI) Aziz Pane mengatakan, karet termasuk tanaman perkebunan non pangan yang saat ini produksinya sudah sudah surplus tetapi tidak semuanya terserap oleh pasar.
Menurut Aziz, potensi pemanfaatan karet di luar industri ban semakin terbuka lebar pasca terbitnya beberapa kebijakan terkait penggunaan energi alternatif pengganti Bahan Bakar Minyak untuk jenis diesel/solar.
Biodiesel dapat diaplikasikan baik dalam bentuk 100 persen (8100) atau campuran dengan minyak solar pada tingkat konsentrasi tertentu seperti 820. Pemanfaatan biji karet sebagai biodiesel sangat terbuka lebar.
Kandungan minyak di dalam daging biji karet mencapai 45.63 persen. Tanaman karet dapat menghasilkan 800 biji karet untuk setiap pohonnya per tahun.
Pada lahan seluas 1 hektar, dapat ditanami sebanyak 400 pohon karet. Maka untuk lahan seluas 1 hektar diperkirakan dapat menghasilkan 5.050 kg biji karet/tahun.
Baca Juga: Presiden Joko Widodo Resmikan Penggunaan Biodiesel B30
Rendemen minyak biji karet (kering) yaitu 40-50 persen, sehingga diperkirakan setiap hektar tanaman karet berpotensi menghasilkan 1000 liter minyak.