Suara.com - Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Perindustrian Johnny Darmawan mengatakan, industri berbasis karet alam sedang mengalami dilema, pasalnya saat ini produksi karet dalam negeri terus meningkat, tetapi disisi lain harga karet terus merosot.
"Saat ini harus dicarikan solusi karena petani mengalami kesulitan penjualan dan kesulitan meningkatkan harga karet," kata Johnny dalam Focus Group Discussion (FDG) di Menara Kadin, Jakarta, Senin (20/1/2020).
Dari catatan Johnny produksi karet nasional dalam kurun waktu 5 tahun terakhir cukup besar yakni di atas 3,3 juta ton, sedangkan untuk harga karet dalam 5 tahun terakhir terus mengalami tekanan pada level yang dinilai tidak remunerative.
"Agar petani tidak tambah rugi maka harus ada upaya lain untuk meningkatkan ketahanan para petani melalui pemanfaatan karet dan biji karet sebagai bahan baku bahan bakar nabati selain kelapa sawit," kata Johnny.
Baca Juga: Dugaan Beras BPNT Palsu di Kangean, Warga: Nasinya Mantul Kayak Bola Karet
Johnny menambahkan untuk memikirkan keberlangsungan industri berbasis karet, maka diperlukan dukungan dan kerjasama dari pemerintah yakni terkait konsistensi terhadap kebijakan politisasi hasil perkebunan karet menjadi produk yang bernilai tambah.
"Pemerintah harus mendorong pengembangan bahan bakar nabati berbasis karet dan pemanfaatannya di dalam negeri sebagai bahan buatan energi yang berdaya saing," ucapnya.
Seperti diketahui, Indonesia merupakan salah satu negara penghasil karet terbesar di dunia dengan total produksi pada tahun 2019 mencapai 3,55 juta/tahun dan luas seluruh area perkebunan karet Indonesia mencapai 3,4 juta hektar.