Suara.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengakui adanya penurunan proses produksi dan pengolahan siap jual (lifting) minyak dan gas bumi (migas).
Hal ini pun kata Arifin yang menjadi tugas besar dirinya sebagai pembantu Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Hal yang paling utama adalah bagaimana meningkatkan lifting migas, karena dalam beberapa tahun ini produksi migas kita turun," kata Arifin saat acara Indonesia Milenial Summit 2020, di The Tribarata, Jakarta, Jumat (17/1/2020).
SKK Migas mencatat, target produksi minyak bumi siap jual (lifting) pada 2020 diprediksi turun 3 persen dari target (outlook).
Baca Juga: Lifting Migas Gagal Capai Target APBN 2019, Dwi Soetjipto Beri Alasan
Target lifting migas di 2020 diperkirakan 734 ribu barrel oil per day (bopd), penyebab penurunan lifting adalah ladang-ladang minyak yang berada dalam posisi menurun cadangannya (decline).
"Ada beberapa faktor memang seperti cadangan minyak yang sudah berkurang," katanya.
Menurut Arifin, Indonesia masih memiliki peluang untuk meningkatkan produksi migas, sebab banyak potensi yang belum tergarap.
"Karena masih banyak potensi yang belum kita garap, termasuk juga soal ladang baru dan lama yang bakal kita optimalkan produksinya," kata Mantan Dubes Jepang ini.
Untuk diketahui, realisasi lifting migas sepanjang 2019 hanya mampu mencapai 90,5 persen dari target dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).
Baca Juga: Kilang Minyak Pertamina - Rosneft Ditolak Warga, Istana: Belum Paham Itu
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto menyebutkan sepanjang 2019, realisasi lifting migas mencapai 1,8 juta barel setara minyak per hari (BOPD), atau tidak mencapai target yang ditetapkan APBN 2019 sebesar 2,025 juta BOPD.