Selain Rokok, Beras Jadi Penyumbang Terbesar Garis Kemiskinan Indonesia

Rabu, 15 Januari 2020 | 16:56 WIB
Selain Rokok, Beras Jadi Penyumbang Terbesar Garis Kemiskinan Indonesia
Ilustrasi beras. (Dok: Kementan)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan komoditi beras jadi penyumbang terbesar pada garis kemiskinan. BPS mencatat dari jumlah penduduk miskin di perkotaan sebanyak 20,35 persen disebabkan jenis komoditi beras.

Untuk diketahui, BPS mencatat jumlah orang miskin di Indonesia pada September 2019 sebanyak 24,79 juta orang. Jumlah itu turun tipis 0,19 persen dibanding jumlah orang miskin pada Maret 2019 sebanyak 25,14 juta orang.

"Komoditi makanan yang memberikan sumbangan terbesar pada garis kemiskinan, baik di perkotaan maupun di perdesaan, pada umumnya hampir sama. Beras masih memberi sumbangan sebesar 20,35 persen di perkotaan dan 25,82 persen di perdesaan," ujar Kepala BPS, Suhariyanto di kantornya, Rabu (15/1/2020).

Pria yang akrab disapa Kecuk ini mengatakan selain beras, rokok kretek filter jadi penyumbang terbesar kedua terhadap garis kemiskinan pada September 2019.

Baca Juga: Stunting dan Pusaran Kemiskinan

"Komoditi lainnya adalah telur ayam ras (4,44 persen di perkotaan dan 3,47 persen di perdesaan), daging ayam ras (4,07 persen di perkotaan dan 2,48 persen di perdesaan), mie instan (2,32 persen di perkotaan dan 2,16 di perdesaan), gula pasir (1,99 persen di perkotaan dan 2,78 di perdesaan), kopi bubuk & kopi instan (sachet) (1,87 persen di perkotaan dan 1,88 persen di perdesaan)," imbuhnya.

Kemudian komoditi non makanan yang jadi penyumbang terbesar dari garis kemiskinan diantaranya adalah perumahan, bensin, listrik, pendidikan, dan peralatan mandi.

Sebelumnya, Suhariyanto mengungkapkan secara umum, pada periode September 2006 - September 2019, tingkat kemiskinan di Indonesia terus alami penurunan, baik jumlah maupun presentase.

"Penurunan jumlah dan persentase penduduk miskin pada periode tersebut dipicu oleh kenaikan harga barang kebutuhan pokok sebagai akibat dari kenaikan harga bahan bakar minyak," pungkas dia.

Baca Juga: Wapres : Kesetiakawanan Sosial Mampu Atasi Intoleransi dan Kemiskinan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI