Suara.com - Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan mengimbau kepada maskapai penerbangan nasional untuk menghindari jalur udara penerbangan di kawasan Asia Timur seperti Iran dan Irak, imbas konflik yang terjadi antara Amerika Serikat (AS) dan Iran.
"Karena kemarin ada konflik di sekitar wilayah Timur Tengah atau Iran, maka kami mengimbau kepada para maskapai untuk meningkatkan kewaspadaan," kata Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub, Polana B. Pramesti di Kantornya, Jakarta, Kamis (9/1/2020).
Polana bahkan memastikan, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan pihak AirNav, guna menginstruksikan masalah kewaspadaan dalam aspek penerbangan di kawasan tersebut.
"Kalau dimungkinkan barangkali kami juga akan berkoordinasi dan memberikan instruksi kepada AirNav dan pihak lain yang terkait, supaya me-reroute jalur terbangnya supaya tidak melintasi wilayah tersebut," ujarnya.
Baca Juga: AS - Iran Diambang Perang, Menlu Retno Minta Vietnam Turun Tangan
Polana memastikan, hingga saat ini diketahui hanya maskapai Garuda Indonesia yang memiliki beberapa rute penerbangan yang melintasi wilayah tersebut, sehingga hal itu pun juga telah dikomunikasikan oleh pihaknya kepada pihak Garuda.
"Karena hanya Garuda yang terbang ke Eropa yang melewati wilayah tersebut. Bahkan kemarin Garuda yang ke Amsterdam juga sudah di reroute," kata Polana.
Mengenai penerbangan para jemaah umrah yang menuju ke Arab Saudi, Polana memastikan jika untuk rute tersebut tetap aman. Sebab, rute penerbangan ke Tanah Suci itu tidak melewati wilayah konflik di sekitar Iran dan Irak.
"Kalau di peta itu kan dari Indonesia ke Saudi penerbangannya tinggal lurus saja, jadi tidak perlu ke wilayah konflik. Kalau ke Eropa memang harus melewati wilayah konflik tersebut. Tapi kalau umroh (ke Arab Saudi) itu tidak," ujarnya.
Baca Juga: Kemenlu Minta WNI di Iran dan Irak Siap-siap Mengungsi