Membaca Harga Properti di Jakarta Usai Terendam Banjir

Iwan Supriyatna Suara.Com
Kamis, 09 Januari 2020 | 09:38 WIB
Membaca Harga Properti di Jakarta Usai Terendam Banjir
Banjir di Kampung Pulo Jakarta Timur, Senin (16/11).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya tak pernah luput dari banjir ketika curah hujan meningkat. Akibat banjir, banyak properti yang ikut terendam, mulai dari rumah bedeng sampai rumah mewah sekali pun.

Lantas bagaimana prospek harga properti di Jakarta dan sekitarnya, mengingat Jakarta dan sekitarnya kerap terendam banjir.

Konsultan properti Colliers International menyatakan bahwa dampak banjir yang melanda kawasan Jabodetabek beberapa waktu lalu hanya akan terasa dalam jangka pendek terhadap kinerja sektor properti ibukota.

Bertrand Antolin unggah foto banjir di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara. [Instagram]
Bertrand Antolin unggah foto banjir di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara. [Instagram]

"Secara umum, efek jangka pendeknya akan terasa, tetapi contoh kawasan Kelapa Gading meski kebanjiran, propertinya tetap stabil," kata Senior Associate Director Colliers International Indonesia, Ferry Salanto, di Jakarta, Rabu (8/1/2020) kemarin.

Baca Juga: Sedih, Ada Banyak Mobil Terseret Banjir Bandang Lebak Belum Dievakuasi

Ferry mengemukakan hal tersebut dalam paparan properti ketika ditanyakan mengenai dampak bencana banjir terhadap kinerja sektor properti di kawasan ibukota dan sekitarnya, terutama di dalam bidang residensial.

Menurut dia, dampak dari banjir terhadap properti hanya akan berjangka pendek antara lain karena tanah di Jakarta secara umum tidak banyak.

Dengan demikian, lanjutnya, banyak warga yang tidak ingin pindah dan menganggap banjir adalah risiko yang harus diantisipasi, terutama ketika pembangunan infrastruktur juga semakin gencar.

"Setiap saat kalau banjir besar atau kebanjiran, (warga yang kebanjiran) tidak ada terbersit dari mereka untuk pindah karena secara historis mereka sudah merasa nyaman," kata Ferry Salanto.

Sejumlah ibu-ibu di Kampung Pulo, Jakarta Timur gotong royong membersihkan peralatan rumah tangga usai dilanda banjir. (Suara.com/M Yasir)
Sejumlah ibu-ibu di Kampung Pulo, Jakarta Timur gotong royong membersihkan peralatan rumah tangga usai dilanda banjir. (Suara.com/M Yasir)

Masih terkait dengan banjir, Ferry juga menyatakan gagasan untuk menghapus Amdal adalah hal yang kurang pas karena salah satu penyebab banjir adalah proses pembangunan yang tidak sesuai dengan tata ruang yang telah ditetapkan.

Baca Juga: Imbas Banjir Jakarta, 76 Pompa Penyedot Air Milik Pemprov DKI Rusak

Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyampaikan pihaknya memperkuat penerapan kebijakan "crisis management" (manajemen krisis) dalam mengantisipasi banjir susulan.

"Menghadapi tanggal 10-15, menurut BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) akan terjadi puncak banjir di Januari. Semua kita tindak lanjuti, itu crisis management kita," ujar Basuki.

Ia mengemukakan PUPR melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (SDA) telah melakukan survei di 180 titik rawan banjir, salah satunya disebabkan saluran air kecil, drainase tertutup, dan tanggul jebol.

Salah satu yang menjadi perhatiannya adalah banyaknya tanggul yang jebol di wilayah Bekasi. Pihaknya tengah berupaya untuk memperbaiki sehingga banjir tidak kembali terjadi.

Selain itu PUPR juga akan memperlebar dan memperdalam embung atau penampungan air di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.

"Halim kenapa banjir? Karena embungnya tidak mampu menampung. Kita perlebar, dari 20.000 meter kubik menjadi 50 ribu meter kubik kapasitasnya. Kedalamannya juga, dari dua meter kita jadikan lima meter. Kita juga segera tindak lanjuti sekarang," ucap Basuki.

Tak hanya itu, lanjut dia, pihaknya juga akan memperbaiki drainase di sejumlah titik jalan tol, terutama KM 24 yang tersumbat akibat proyek kereta cepat. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI